Pilihan Hidup
Aku orang yang tak akan meninggalkanmu ketika kau meninggalkanku dan berpaling kepada kebahagianmu dan orang-orang yang ada disekitarmu. sampai akhirnya semua itu meninggalkanmu satu persatu. Tapi aku akan tetap disini tak’kan meninggalkanmu karena tempatku disini, tempat dimana kita pernah melewati hidup dari titik terdasar kehidupan ini, tempat dimana kita pernah mempertawakan hidup susah bersama, bernyanyi bersama, berbagi bersama.
hingga akhirnya kita tertawa di rel yang berbeda. Kita bukan di gerbong yang sama lagi sekarang. Masih tetap berdampingan tapi dengan arah tujuan yang berbeda.
Kita sekarang sama sama masinis dalam kehidupan ini, beda cerita seperti dulu, dulu kau masinis aku penunjuk jalannya, kadang aku menjadi masinis kau menjadi penunjuk arahnya, tapi kini beda cerita.
Di persimpangan arah kita memilih belokan yang berbeda, aku membelokan kendaliku ke kanan sedangkan kau berbelok ke kiri.
Perjalanan ini semakin jauh hingga akhirnya aku dan kamu tidak lagi saling bertemu untuk jangka waktu yang lama, tidak lagi saling bertukar kabar.
Dan kini kita sama sama di jalan yang berbeda tidak lagi di jalan yang sama, yang dulu kita tapaki bersama..
Dari situ aku banyak sekali belajar,
Belajar bagaimana menjaga tanpa harus bersama, belajar tidak lagi menyalahkan keadaan kenapa kita tidak lagi di jalan yang sama, ternyata benar ketika ego sudah tertindas kita akan banyak sekali memaklumi hal yang tak terjadi dalam keinginan kita.
Dan kehilangan mengajarkan aku, untuk tidak lagi benar benar memegang erat apapun itu karena pada akhirnya kehilangan adalah hal yang mutlak yang pasti terjadi kedalam kehidupan kita, siap tidak siap kita harus mempersiapkan diri sebelum waktunya tiba untuk benar-benar memutuskan kebahagian secara tiba tiba.
Dulu kita pernah sedekat hembusan nafas dan denyutan urat nadi, jika satu diantaranya tak lagi berfungsi maka berakhir lah sudah. Tapi kini aku bernafas sendiri dan kau berdenyut sendiri dalam urat nadimu. Kita menjalani kehidupan masing-masing sekarang, kamu tahu?? Ketika keadaan memaksa kita untuk berpisah, air mataku tumpah setumpah-tumpahnya, tanggisku dari tersegguk-sesegguk hingga berteriak teriak dan sampai tak ada lagi suaranya.