Semangat yang membuatnya tetap tegar
Kakek Ismail, umur 72 thn tinggal di desa Ranto, Kec. Lhoksukon dengan kondisi cacat fisik (kaki kiri puntung) bawaan sejak lahir.
Kami kelompok 22 dari KKN PPM TIM 2 ANGKATAN 23 UNIMAL saat memberikan sedikit santunan kepada sang kakek yang sudah lama tinggal sendirian, menurut ceritanya kakek Ismail telah tinggal sendirian sejak beliau berumur 12 tahun, disaat itu pula kedua orang tua beliau beserta kakak dan adiknya meninggal dunia sehingga menyisakan beliau seorang diri dan menempuh kehidupan dengan kesendirian. Saat kami berbicara dengannya tidak ada raut kesedihan di wajah kakek ini, hanya kami yang tak mampu membendung air mata melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan.
Melihat kondisi demikian, kakek Ismail langsung mengalihkan pembicaraan, beliau berpesan kepada kami "hai aneuk Nanggroe, semoga beu sukses, hasanah dunia dan akhirat beu ta teume, bek melanggar ngen agama Allah, demi Aceh ta pemaju le awak gata".
Disaat kami berpamitan, kakek ini sempat berpesan satu kalimat lagi yang sampai sekarang masih melekat di hati dan benak pikiran kami "hai aneuk, bek ye keu deuk. Seulama mantong nyawong lam tuboh, sabe na raseuki. Tapi saat nyawong hana le ji kandong badan, saat nyan keuh tanyo abeh raseuki" @ Lhoksukon, Aceh, Indonesia