Saat berkunjung ke Thailand, salah satu tempat yang tidak boleh kamu lewatkan adalah desa tempat tinggal Suku Karen. Ini adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Thailand selain juga Lahu Shi Bala, Palong, Hmong, Kayaw, Akha, dan Mien.

Karen menjadi salah satu suku yang dicari wisatawan karena tradisi uniknya. Para wanita Suku Karen diwajibkan memanjangkan leher menggunakan tumpukan kawat yang terbuat dari kuningan. Di Thailand ada beberapa desa wisata tempat turis melihat Suku Karen, salah satunya yaitu Baan Tong Luang di Chiang Mai.

Namun, salah besar jika Anda berpikir Suku Karen adalah asli Thailand. Karen pada awalnya tinggal di dataran tinggi Tibet. Suku tersebut kemudian "hijrah" ke Myanmar, tepatnya di Karen State yang berbatasan langsung dengan Thailand.
suku ini terbagi menjadi beberapa sub-etnis antara lain Skaw Karen, Pwo Karen, dan Bwe Karen. Beberapa sub-etnis ini kemudian pindah ke Thailand karena bentrok dengan pemerintah. Kini, sekitar 150.000 orang Karen tinggal di Thailand sementara tujuh juta lainnya masih tinggal di Myanmar.

Source
Pada dasarnya Suku Karen menganut kepercayaan animisme. Namun sejak Myanmar dijajah Inggris pada abad ke-18, misionaris Kristen pun melebarkan sayapnya. Kini sekitar 15 persen Suku Karen di Myanmar dan Thailand menganut agama Kristen.

Para wanita Suku Karen mengenakan kalung bertumpuk-tumpuk. Mereka melakukan tradisi ini sejak masih gadis. Semakin panjang leher, semakin cantik mereka di mata pria.

source
Hampir semua suku asli Thailand punya kerajinan tangan berupa tenun. Semua wanita hill tribes bisa menenun. Mereka menenun kain untuk digunakan sebagai pakaian, topi, hingga selimut dan kaus kaki.

Bertani adalah mata pencaharian utama para pria hill tribes. Kincir air bisa ditemukan di beberapa titik
Menyusuri tiap suku di Baan Tong Luang butuh waktu yang tidak sedikit. Apalagi setiap pemilik rumah memersilakan pengunjung untuk memotret (tanpa membayar) bahkan masuk ke dalam rumahnya.

Please follow | upvote | resteem

Salam # @bangsayyid

ENGLISH

"Life Of The Long Neck"

When your visit to Thailand, one of the places you should not miss is the village where the Karen tribe lives. This is one of the tribes living in the interior of Thailand as well as Lahu Shi Bala, Palong, Hmong, Kayaw, Akha, and Mien.

Karen became one of the tribe sought by tourists because of its unique tradition.Karen women were required to lengthen their necks using a brass wire pile. In Thailand there are several tourist villages where tourists see the Karen Tribe, one of which is Baan Tong Luang in Chiang Mai.

However, it is a big mistake if you think the Karen tribe is native to Thailand. Karen initially lived in the Tibetan plateau.the tribe then "migrated" to Myanmar, precisely at Karen State which is directly adjacent to Thailand.
The tribe is divided into several sub-ethnicities, among others, Skaw Karen, Pwo Karen, and Bwe Karen. Some of these sub-ethnic groups then moved to Thailand because of a clash with the government.now, about 150,000 Karens live in Thailand while another seven million are still living in Myanmar.

Source
Basically Karen tribe adheres to animistic beliefs. But since Myanmar was colonized by Britain in the 18th century, Christian missionaries expanded their wings. Today about 15 percent of Karen tribes in Myanmar and Thailand are Christians.

Karen's women were wearing a pile of necklaces.they have done this tradition since they were girls. The longer the neck, the more beautiful they are in the eyes of men.

Almost all indigenous tribes of Thailand have handicrafts in the form of weaving. All women hill tribes can weave. They weave cloth for use as clothing, hats, up blankets and socks.

Farming is the main livelihood of hill tribes men.Waterwheels can be found at some point
Traversing each tribe in Baan Tong Luang takes a little time. Moreover, every homeowner invites visitors to take pictures (without paying) even go into his house.

Please follow | upvote | resteem

Regards # @Bangsayyid