Selamat tinggal akal sehat

Malapetaka ini muncul dari sebuah mindset, bahwa semakin tinggi pendidikanmu maka harus tinggi pula pendapatanmu. Jika tidak, maka akan ada beban moral yang harus dipikul, malu, cemooh, terkucilkan di dalam suatu komunitas. S3 naik motor itu memalukan sekali, kurang lebih begitulah polanya.

Pola ini kemudian melahirkan Guru besar, para cendikiawan dan pejabat yang cacat, tanpa akal sehat. Alih-alih membenahi daerah yang konon tertinggal di sektor pendidikan, justru ikut berperan aktif menghancurkannya dengan cara menjalankan pendidikan yang money-oriented.

Mereka bilang itu wajar karena berstatus BLU, mereka lupa bahwa sekalipun BLU punya tarif, tujuan utamanya adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan barang, jasa dan pelayanan yang baik. Ya, Pelayanan yang baik

Jadi, kalau masuk kelas bawa cerita Abu Nawas, ha kiri ha kanan kemudian teken 500rb untuk 2 SKS, dimakan tanpa rasa malu, maka seharusnya amanah Negara berbunyi "memajukan kesenjangan umum dan membodohi kehidupan bangsa"