Mengenal Arti, Fungsi dan Nilai Gorga (Ragam Hias) Batak Toba
Gorga adalah ragam seni hias masyarakat Batak Toba. Gorga itu dapat berupa seni ukir, pahat maupun lukis. Media tempat gorga itu lazim ditemukan dinding rumah, pustaha laklak, sarkofagus (kubur batu) hombung, salapa/ tempat rokok, abalabal/ peti mati dan sebagainya.
Gorga-gorga itu tidak sekadar bernilai estetis belaka, tetapi juga mengandung arti, nilai dan fungsi tertentu.
Misalnya jenis gorga berupa ukiran berbentuk payudara yang biasa ditemukan di dinding-dinding rumah adat Batak Toba. Simbol payudara itu merupakan perlambang kesuburan manusia. Begitu juga dengan ukiran cicak atau dalam bahasa Batak Toba disebut boraspati ni tano. Boraspati ni tano melambangkan kesuburan tanah.
Tidak hanya mengandung nilai-nilai, gorga juga memiliki fungsi-fungsinya sendiri. Misalnya jenis gorga jorngom, singasinga atau ulu paung. Ketiga gorga yang dipahat ini memiliki fungsi untuk menjaga rumah dan penghuninya dari gangguan hantu jahat. Tidak heran bila ketiganya tampak menyeramkan. Begitu juga dengan relief perahu yang merupakan simbol dari kendaraan roh manusia untuk menuju surga.
Gorga juga banyak yang berbentuk/motif tumbuhan. Jenis yang satu biasanya banyak ditemui di hiasan ulos. Antara lain, gunduk pahu (berbentuk pakis), gorga andorandor (sulur), gorga iraniran, iponipon (berbentuk gigi) hotanghotang (berupa rotan).
“Orang Batak Toba kaya akan gorga. Karena pada dasarnya hal itu bagian dari peradaban mereka. Karena itu bisa dikatakan gorga adalah semiotika simbol peradaban dan filosofi hidup masyarakat Batak Toba,” kata
Selain bernilai estetis, gorga sarat dengaan pesan spritual-magis dan bermakna filosofis yang menjelaskan profil orang Batak Toba terkait pandangan hidup dan cita-citanya. Gorga terutama pada sebuah rumah juga akan menjelaskan status pemilik rumah itu. Akan berbeda jenis gorga pada raja dengan rakyat kebanyakan. Pada rumah seorang raja, gorga itu bisa berupa yang diukiran dipahat maupun lukis. Sedangkan pada rumah orang biasa, gorga itu lebih kepada gorga yang dilukis.
Menurut penelitian, gorga diperkirakan muncul sebelum Islam dan Kristen, yakni setelah orang Batak mengenal struktur pemerintahan dan konsep raja. Diawali dari triwarna; hitam putih dan merah dan juga goresan yang estetis religius yang merupakan narasi kehidupan orang Batak Toba. Warna yang tiga macam ini disebut tiga bolit.
Sedangkan bahan-bahan untuk gorga ini biasanya kayu lunak, yaitu yang mudah dikorek/dipahat. Biasanya nenek-nenek orang Batak memilih kayu ungil atau ada juga orang menyebutnya kayu ingul.
Kayu ungil ini mempunyai sifat tertentu, yaitu antara lain tahan terhadap sinar matahari langsung, begitu juga terhadap terpaan air hujan, yang berarti tidak cepat rusak/lapuk akibat kena sengatan terik matahari dan terpaan air hujan.
Kayu Ungil ini juga biasa dipakai untuk pembuatan bahan-bahan kapal/perahu di Danau Toba. Namun dewasa ini, seni gorga sudah menggunakan medium lain, yakni berbahan campuran semen sebagai bahan dasarnya.
source:http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2017/09/13/5357/mengenal_arti_fungsi_dan_nilai_gorga_ragam_hias_batak_toba/
Not citing the source of photos (images) is plagiarism. Here is a post on why this is bad, and here is how easy it is to find allowed photos.
Creative Commons: If you are posting content under a Creative Commons license, please attribute and link according to the specific license. If you are posting content under CC0 or Public Domain please consider noting that at the end of your post.
Not indicating that the content you copy/paste is not your original work could be seen as plagiarism.
If you are actually the original author, please do reply to let us know!