Kota petro dolar kini
Semenjak penulis berada di kota petro dolar pada pertengahan 2015 pemandangan yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dimulai pada perjalanan karena si teman sudah kelaparan dan ingin mencari nasi efek final lisan dari tadi pagi.
Mungkin pemandangan luar biasa ini dipandang biasa bagi yang memiliki rumah dipinggiran sungai ciliwung.
Ini versi kota metropolitan. Dimana sepanjang jalan pintu dua PT Arun yang berada di Sp Len, Lhokseumawe sampah bagaikan barang jajakan seperti penjual pasar tradisional yang menjual barang-barang dagangannya. Semerbak bau sampah organik dan anorganik terendap di dalam hidung.
Lebar jalan yang semestinya berukuran tiga meter kini hanya sisa satu meter sebagai alur jalan. Jalan ini juga bisa dipakai menuju salah satu tempat wisata andalan kota ini. Dulunya disamping jalan ini dan tepat berada di sekitar dekat sampah terdapat kontainer sampah sebagai tempat pembuangan sampah di daerah ini khususnya Sp Len dan sekitarnya.
Kini sampah tersebut di biarkan begitu saja. Berhamburan hingga memakan badan jalan. Seharusnya ini menjadi sebuah masalah bagi pemerintah kota ini dalam penyediaan kontainer. Dan juga kesadaran masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Bukankah kota yang mayoritasnya islam ini berpedoman pada kebersihan merupakan sebahagian dari iman.