Never Too Old to Learn: Jadikan Ilmu Sebagai Pencapaian

in #education6 years ago (edited)

"You're never too old to start learning, and you're never too young to aim high and achieve great thing" ~ Asa Hutchinson.

Mengenyam pendidikan merupakan hak bangsa yang sudah terkandung dalam amanat UUD 1945. Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan setinggi apapun, selama dia mau. Tidak ada batasan usia untuk mencari ilmu juga dalam membagikan ilmu.

Hal inilah yang terlihat pada salah satu unit mahasiswa didikan saya di STAIN TDM. Sudah tiga semester lamanya, saya mengajar di unit khusus mahasiswa senior ini. Tantangannya? Luar biasa sekali.

Jujur pada awal saya diamanahkan mengajarkan mereka, ada rasa kekhawatiran yang besar melanda diri saya. Mereka adalah orang tua saya, yang secara pengalaman tentu saja jauh lebih hebat daripada saya. Backgroundnya pun berbeda-beda, ada yang bekerja sebagai pegawai kantoran, wiraswasta, bahkan ada yang sebagai aparat TNI. Bagaimana mungkin saya yang masih anak bawang ini mampu menjadi seorang pengajar pihak senior seperti ini?

IMG20180605145353.jpg

Seiring berjalan waktu, ternyata inilah nikmatnya berbagi ilmu dan mencari ilmu. Mahasiswa unit senior justru jauh lebih serius menuntut ilmu dibandingkan mahasiswa pada umumnya. Tantangan yang dihadapi mereka lebih besar daripada mahasiswa muda. Selain dari keterbatasan dalam mengelola waktu antara pekerjaan, keluarga dan kuliah, di awal perkuliahan mereka juga terkendala dengan keterbatasan dalam proses penyerapan ilmu. Sudah lama tidak kuliah, mungkin perlu sedikit beradaptasi kembali.

Akan tetapi, inilah mereka yang benar-benar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Selama proses perkuliahan berlangsung, kondisi kelas selalu dibuat "renyah" dengan respons aktif mereka terhadap proses belajar-mengajar. Saya yang awalnya khawatir, pada akhirnya justru mendapatkan koneksi yang baik dengan mereka. Proses mengajar tidak terpaku pada transfering of knowledge tapi justru sharing of knowledge. Ruang belajar menjadi tempat berdiskusi aktif untuk saling berbagi ilmu sesuai dengan kepakaran dan pengalaman masing-masing. Sehingga di sini, justru sayalah yang mendapatkan banyak ilmu baru secara nyata.

IMG20180605145519.jpg

Tidak ada alasan "terlambat" untuk belajar. Mahasiswa-mahasiswa senior ini menjadi contoh bagaimana pendidikan itu adalah kebutuhan dan kesenangan yang harus diperoleh. Seharusnya, yang muda harus menjadi lebih malu pada mereka yang mampu dengan seriusnya meluangkan waktunya untuk dapat menuntut ilmu sebaik-baiknya. Tidak ada keluhan terhadap tumpukan tugas, ujian, dan ras malas. Semuanya dilakukan dengan semangat yang kuat.

IMG20180605145419.jpg

Banyak kisah inspiratif dari ulama terdahulu mengenai bagaimana mereka bersusah payah dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu.

Seperti Ibnu Thahir al-Maqdisy, yang harus bertelanjang kaki dan berjalan jauh untuk mencari ilmu.

"Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku."

Atau Imam Syafi'i yang juga dengan suka rela menempuh perjalanan jauh dari kota ke kota, bertemu setiap ulama karena kehausannya akan ilmu pengetahuan. Dikarenakan kepintarannya, dalam usia muda beliau diizinkan untuk berfatawa oleh gurunya, yang hingga saat ini dijadikan sebagai dasar pijakan agama oleh sebagian umat Islam.

Adapula Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh pendidikan di Indonesia, yang menggebrak dan menjadi pelopor pendidikan di Indonesia di tengah-tengah perjuangan kemerdekaan. Yang karena kekritisannya, bahkan harus ditangkap dan diasingkan oleh Belanda.

Mereka menjadi contoh bagaimana menuntut ilmu dan belajar menjadi hal utama di dalam kehidupan. Di dalam kondisi seperti apapun itu.

Kesimpulan

Sebagai generasi muda yang jalan hidupnya masih panjang, seharusnya bersyukur dan lebih pantang menyerah untuk menuntut ilmu. Malas dan ketidakpintaran bukan menjadi suatu alasan yang setiap hari dikeluhkan.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” — Imam Syafi’i.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mencari tahu. Yang ada hanyalah kemalasan.
Bertahan pada kelelahan menuntut ilmu lebih baik, daripada memilih menjadi bodoh. Karena kebodohan adalah ketidakbermaknaan hidup. Ingat kata Buya Hamka "Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.
Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.
"

“Manusia melupakan jika ia hidup dan hanya tenggelam oleh ilusi suatu pencapaian.”~ Albert Camus

DQmTtT5dMeuTXG91Nyou3LGXuxkfZ8xQKUETMt9YUD5dipm_1680x8400.jpeg

Sort:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by putrimaulina90 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Luar biasa semangatnya Bapak-Bapak itu Bu.
Semoga tertular kepada generasi penerusnya juga. Sangat inspiratif Bu

Iya dek. Malu kita sm mereka..semangat belajarnya tinggi kali. Padahal ada kesibukan lainnya, tapi tetap rajin kuliah...

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.16
JST 0.028
BTC 67985.45
ETH 2400.41
USDT 1.00
SBD 2.35