Saya VS Istri, Dalam Mendidik Anak

Demi membangun karakter dalam dirinya, serta melatih ketajaman otak dan kelincahan tangan, istri ku senantiasa mengajari si Cantik kesayangan ku belajar. Dengan sifat cerdik dan sikap tegasnya, ia terus mencoba agar putri kami mendapatkan tempat di hati para guru-gurunya.

Istri ku berkata, Sukses itu di mulai dari Pintar. Dan jika bodoh, se kaya apa pun kelak kita tidak akan sukses. Karena kesuksesan itu bukan sementang karena materi saja, tapi juga kepintaran kita. Jadilah pintar, agar tidak di bodohi oleh orang BODOH.

Siang ini dia mengajari si Cantik membuat huru 'd'. Cukup sederhana, namun cukup membuat putri kami berkeringat, lho. Meskipun istri ku tidak menggunakan hukuman fisik, tapi percayalah dengan sekali lirikan matanya saja sudah cukup membuat si kecil bergerak.

Sekilas kita fikir memang seharusnya tidak boleh begitu, terhadap anak-anak. Tidak jarang saya menasehati nya agar sedikit lembut terhadap anak-anak kami. Tapi ia selalu berkata, "Semakin jauh kedepan, hidup ini semakin keras. Untuk itu kuatlah demi bisa bertahan, jangan manja."

Berbeda dengan istri ku, saya sedikit lebih memanjakan anak-anak kami. Saya tidak terlalu memaksakan kehendak saya dalam mengajari mereka. Dan terkasang jika saya melihat mereka sudah sedikit bertingkah, saya malah menyuruh mereka bermain, dan melanjutkan pelajaran esok saja.

Dan disinilah terkadang kami sering berdebat kecil. Karena istri ku sangat tidak menyukai anak-anak yang tidak disiplin, apalagi anak kami. Baginya ada waktu untuk bermain nanti, dan saat waktu belajar tiba, mereka harus belajar.

Dan inilah kisah ku dan istri ku dalam cara mendidik putri-putri kami. Ada yang punya pengalaman yang sama dengan cerita saya, mungkin kita bisa saling sharing disini.

Terima kasih atas kunjungan teman-teman, dan sampai bertemu lagi di lain kesempatan.

@firman