TUGU KRUENG PANJOE DAN HEROISME PAHLAWAN ACEH DIMASA LAMPAU
Assalamualaikum rakan semua. Terletak di perbatasan antara Peusangan dan Kutablang, Krueng Panjoe merupakan kemukiman kecil yang menyimpan sejarah. Hal ini tercermin dari tugu perjuangan yang dibangun sebagai bukti bahwa di tanah Krueng Panjoe pernah terjadi pertumpahan darah rakyat Aceh melawan penjajahan asing. Terdapat tulisan yang terukir di tugu tersebut, “Pertempuran antara TKR/Rakjat melawan tentara Djepang tanggal 24-11-1995 (Kroeng Pandjo)”. Berdasarkan literatur sejarah, Jepang tidak mau meninggalkan Aceh walaupun kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan di Jakarta. Pada 24 November 1945, para prajurit kekaisaran Jepang masih bertahan di Bireuen. Hal ini membuat rakyat Aceh marah dan mengangkat senjata. Di antara pimpinan pejuang tersebut adalah Teungku Abdul Rahman Meunasah Meucap, Teungku Ismail AR, Teungku H. Mohd. Thahir Mahmud, Teuku Usman Hamid, Teungku Ibrahim Arifin, Sayed Umar A. Wahab, Syahkubat Mahmud, M. Abidin Amin, Teuku Puteh Arifin, Teungku Pang Ali, dan Syeh Muhammad Insya. Rakyat Aceh menang kala itu dan komandan pasukan Jepang yaitu Ibehara melakukan harakiri (bunuh diri) atas kekalahannya. Namun demikian, dari pihak Aceh terdapat nama pahlawan yang gugur di medan perang dan menjadi syuhada seperti Mandor Basyah, Teungku. H. Cut Ben, Teungku H. Krueng, Yakob Ibrahim, Yahya Umar, dan Teungku Husin Karim.
Source : Dari berbagai sumber
#DutaWisataBireuen2018
#OneWeekDiscoverBireuen
#dutawisataaceh2018
#cahayaceh
#thelightofaceh
#pesonaindonesia
#wonderfulindonesia
#bireuenhebat