Dream Into Action
Assalamu'alaikum Stemians
Gimana aktivitas kemarin? Baik kah? Atau malah sebaliknya? Jika baik, semoga akan terus begitu dan jika buruk, semoga hari ini akan berubah menjadi baik.
Hari telah larut, mimpi pun akan segera tersangkut dalam nyenyak nya tidur. Semoga yang tersangkut adalah mimpi yang indah. Tapi, jika ada yang belum tidur mari sejenak menyangkut di postingan saya.
Baiklah! Sesuai dengan judul dan hal yang telah saya singgung sebelumnya, maka tak lain dan tak bukan postingan saya kali ini akan bersangkutan dengan Mimpi. Namun, mimpi yang ingin saya bahas disini bukanlah bermimpi dalam keadaan tak sadar seperti mimpi ketika tidur. Mimpi yang saya ingin jelaskan disini adalah bermimpi dalam keadaan sadar atau istilah yang sering disebut adalah cita-cita.
Sumber : https://tkksummareconbekasi.bpkpenaburjakarta.or.id/id/aku-mau-menjadi-tentara/
Istilah cita-cita pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kita, karena saat kita duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) sering ditanyai jika besar nanti ingin menjadi apa dan jika besar nanti mau bekerja sebagai apa? Jawaban yang terucap ada yang ingin menjadi dokter, tentara, polisi, pilot, dan sebagainya. Padahal sama sekali belum tau apa itu sebenarnya cita-cita.
Note : Gambaran ekspresi saya ketika ditanyai cita-cita
Tetapi menurut cerita yang diceritakan oleh mama saat saya duduk di bangku TK dan ditanyai pertanyaan tersebut, kata beliau saya sama sekali tidak menjawabnya. Saya hanya senyum kepada si penanya tersebut, entah apa yang ada di dalam pikiran saya saat itu.
Saat saya memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) tepatnya kelas 2, saya mulai merespon pertanyaan tersebut dengan jawaban PNS. Selalu itu yang saya jawab hingga saya duduk di kelas 5. Tetapi ketika saya naik ke kelas 6, cita-cita saya mendadak berubah menjadi dosen. Entah apalah alasannya, saya sudah lupa.
Tingkat pendidikan meningkat, umur bertambah, cita-cita pun lagi-lagi berubah.
*Puffft, dah kayak power rangers aja yaa berubah-berubah segala.
Lah kok malah jadi power rangers sih? Apa kamu mau mendadak berubah sha saat hendak membahas topik ini?
haha, nggak kok. Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, eaak. (Wadow malah berubah jadi Tegar dan hitungan detik malah berubah menjadi Tukul Arwana) hahaha
Note : Ketika saya SMP
Balik ke persoalan, ketika saya SMP kelas 7 s/d 8 cita-cita saya lagi-lagi selalu berubah-ubah. Hingga tibalah di kelas 9, disitulah cita-cita yang kini ingin saya raih terukir. Cita-cita itu adalah Dokter dan Penulis. Awalnya bercita-cita menjadi dokter telah terucapkan saat saya duduk di kelas 8.
Note : Ketika saya SMA
Hingga saya di jenjang SMA, cita-cita ini masih tetap sama. Dan saya tidak mau berubah-ubah seperti sebelumnya. Maka terlintas lah dipikiran saya saat duduk di kelas X SMA untuk menulis apa yang saya cita-citakan, tetapi saya tidak menuliskannya di buku. Karena jika di buku, suatu saat nanti bisa menguning lembarannya.
Note : Impian Pertama Saya (dokter)
Note : Impian Kedua Saya (penulis)
Nah, di dua media itulah saya menuliskan cita-cita saya. Mengapa harus ditulis? Agar tidak lupa jawabannya. Karena pada dasarnya kepala digunakan untuk berpikir bukan menyimpan, jadi tidak bisa kita menyimpannya disitu. Apalagi maaf cakap bila terjadi amnesia? Kan bisa gawat.
Itulah aksi pertama yang saya lakukan untuk impian saya selain berdoa dan belajar dengan giat.
Sekian~
Gandapura, 09 Juli 2018
(Maghdisha Audina Fianda)