Rumoh Tradisional Aceh ( Traditional House of Aceh )
Dahulu masyarakat Aceh sangat terkenal memiliki adat istiadat yang sangat kuat, hal ini salah satu ditunjukkan pada pembangunan Rumoh Aceh, yang selalu mengedepankan sikap religiuslitas. Pengaruh Islam bisa dilihat dalam bentuk arsitektur Rumoh Aceh yang berbentuk memanjang dari arah timur ke barat, mengarah garis imaginer dengan Ka'bah (arah kiblat umat Islam). Rumah Aceh dibangun atas tiang-tiang kayu setinggi 3 meter agar tujuannya terhindar dari gangguan binatang buas dan banjir.
Unce upon a time, the people of Aceh are very famous to have a thick traditional, this is one shown in the development of Rumoh Aceh, which always put forward the attitude of relegius. The effect of Islam can be seen in the form of Rumoh Aceh architecture which is shaped from east to west, leading the imaginary line with Ka'bah (direction of Qiblah of Iskam). Rumoh Aceh are constructed above wooden or bamboo about three meters hight in order to the avoid the distribance of wild and well as flood.
Keunikan Rumah Aceh yang tinggi juga memberikan ruang dibawah rumah (kolong), sehingga kolong tersebut dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan padi dan barang lain. Jika dilihat dari gaya arsitekturnya bangunan sengaja dibangun tinggi untuk mudah dipindah-pindah. Bahkan pembuatan rumah secara keseluruhan memanfaatkan sumber daya alam yang mudah dilingkungan sekitar, seperti kayu, bambu, tali rotan pasakm kulit pohon waru dan daun rumbia kering.
The uniqueness of Rumah Aceh also provides space under the house (spaces), so it is used as spaces place of rice and other goods. When viewed from the architectural style of the building is intentionally built high for easy to move. Even the making of the house as a whole take advantage of natural resources that are easy around the environment, such as wood, bamboo, rattan rope pasakm bark of waru tree and dried rumbia leaves.
Hal yang lain Rumah Aceh selalu ditandai denga ornamen ukiran-ukiran khas, dari pola ukiran simetris, belah ketupat, bunga, garis silang,
Kaligrafi dan alam.
The other, Rumoh Aceh is always marked with ornaments carvings typical, from the pattern of symmetrical carving, rhombus, flowers, cross lines, Calligraphy and nature.
Pembagian ruangan dirumah aceh terdiri atas 3 bagian utama yaitu Ruang depan atau serambi depan (seuramoe keue), ruang tengah (tungai)
dan ruang belakang (seuramoe likot). Uniknya tradisi ini dimaksudkan agar setiap area bisa ditentukan untuk pria dan wanita dan area khusus wanita saja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesopanan terhadap wanita.
The division of the room at aceh house consists of 3 main parts: Front room or front porch (seuramoe keue), living room (tungai)
and back room (seuramoe likot). Uniquely, this tradition is intended to allow every area to be specified for men and women and women's special areas only. This is done as a form of modesty towards women.
Sebagai warisan budaya Rumah Aceh penting untuk dilestarikan mengingat keberadaan nya mulai jarang ditemukan karena telag terjadi percampuran budaya di era moderen. Di beberapa daerah pedalaman kontruksi rumah seperti ini masih bisa ditemukan dalam jumlah yang sedikit dikarenakan bahan nya pula semakin mahal. Untuk melihat Rumah Aceh yang paling mudah saat inu adalah dengan mengunjungi Mesium Rumoh Aceh yang berada di Banda Aceh.
As a cultural heritage of Aceh House is important to be preserved considering its existence began to be rarely found because telag happened mixing culture in the modern era. In some rural areas such construction of this house can still be found in small quantities because the material is also more expensive. To see the easiest Aceh House during this time is to visit Meseum Rumoh Aceh located in Banda Aceh.
Reference Buku Album Arsitektur Aceh • Prof. Dr. Haryanti Soebadio • Jakarta • 1983
Salam hormat untuk Kurator Indonesia @levycore dan @aiqabrago
Telah kami upvote yaa..
Terima kasih @puncakbukit
@originalworks
Bahannya semakin mahal? Maksudnya, membangun rumah aceh dengan ukiran khusus seperti itu harganya lebih mahal dari buat rumah beton ya? :) maaf, sedikit pencarahan suhu. Hehe
Iya @hime.sama, harga kayu dan seni ukir menghabiskan cukup besar biaya dbandingkan rumah beton. Beberpa masyarakat yg punya rumoh aceh/rumoh manyang saat ini biasa nya warisan dari keluarga, salah satunya karena sbb yg tadi.
Keren ya. Berarti kalo orang jaman sekarang yang buat rumah kayu penuh ukiran itu pasti orang kaya. Kalo dulu, rumah kayu dianggap kuno, sekarang kayaknya menjadi rumah bergaya bagi orang kaya ya :D informasi keren
Mantap rekan berkelas
Terimeng geunaseh rakan
Bagus X Postingannya Rakan, Sangat Berkelas, Biar Anak2 Aceh Zaman NOW Tau Gmana Rmah Nenek Moyang kita Dulu, Jangan Asik sama Rumah Minimalis 😁👌👌👌
Terima kasih rakan telah berkunjung ke blog saya,
sma2 bg indra, ngevote bersama kita pasti maju
well done indraperdanaok!
Thanks u @five34a4b
Ada pernah liat rumoh Aceh di TMII bang? 😁
Waaah,mantaap @nurulkhansa