Kecintaan Bumi Berawal dari Rumah Kita #Popok Jangan Membunuh Anakku
Assalamualaikum wr. wb.
Dalam menyambut Hari Bumi pada 22 April nanti, saya melalui steemit ingin mengambil bagian untuk berpartisipasi dalam mengkampanyekan Hari Bumi di Indonesia dengan membuat sebuah tulisan bertemakan Gagasan Steemian Dalam Menjaga Bumi
(source)
(source)
Pertama sekali saya ucapkan terima kasih kepada @nasir83 yang mempunyai ide brilian dalam memanfaatkan atmosfer steemit sebagai media sosial masa depan dalam mewujudkan kepeduliannya terhadap bumi. Berikutnya juga ucapan terima kasih kepada semua sponsor yang telah terlibat dalam mensukseskan gagasan cemerlang ini. Semoga apa yang dilakukan ini mendapat keberkahan bagi kemaslahatan bersama. Aminnnn... 🙏
(source)
Latar Belakang
Bagi kita yang mempunyai bayi atau anak balita biasanya pernah atau terbiasa menggunakan popok instan atau popok sekali pakai, atau lebih dikenal dengan sebutan pempes. Popok sekali pakai ini memang sering membuat dilema. Sudahlah harganya yang mengalahkan harga cabe, hanya bisa dipakai sekali pula dan kemudian harus langsung dibuang. Tapi kalau tidak pakai popok? Oppsss, hanya ibu-ibu super tangguh dan rajinlah yang sanggup menjawabnya.
Kegunaan dari popok ini memang sangat memudahkan para orang tua untuk menampung dan menyerap buang air anaknya sehingga tidak harus sering-sering mengganti celana. Terlebih lagi kalau sedang dalam aktivitas bepergian, “barang ajaib” ini memang menjadi solusi untuk tidak menambah kerepotan.
Gaya hidup, efisiensi waktu, dan praktis penggunaannya adalah beberapa alasan mengapa orangtua kini lebih suka menggunakan popok instan. Popok ini biasanya akan ada seiring dengan kehadiran buah hati mereka. Ini sudah menjadi keperluan wajib yang harus selalu tersedia.
Tingkat pemakaiannya yang tinggi sesuai kebutuhan penggunaan telah menjadikan popok instan ini sebagai salah satu dari sekian banyak sampah rumah tangga yang sering dibuang begitu saja. Sampah ini biasanya ditumpuk ditempat pembuangan sampah lainnya. Hal itu dilakukan berulang-ulang dengan harapan sampah tersebut lama kelamaan akan hancur dengan sendirinya. Ada juga yang membuangnya ke sungai disekitar tempat tinggal mereka karena menganggap hal tersebut jauh lebih mudah dan cepat.
Popok sekali pakai ini biasanya terbuat dari bahan penyerap seperti tissue dan gel yang dikombinasikan dengan bahan plastik sebagai bagian penahan luarnya. Popok yang dibuang setelah pemakaiannya ini akan menjadi sampah yang terus menumpuk dari waktu ke waktu. Komponen plastik yang digunakan sebagai bahan utamanya menjadikan sampah ini susah terurai dalam tanah. Proses pembakaran juga sulit dilakukan karena tingginya kandungan air/urin yang terdapat dalam sampah tersebut. Sampah popok bekas ini menurut beberapa artikel memerlukan waktu 250-500 tahun untuk dapat terurai secara sempurna. Kondisi seperti ini menjadikan ia berpotensi besar sebagai limbah yang dengan cepat merusak lingkungan.
(source)
Satu orang balita umumnya menggunakan 3 popok dalam satu hari. Mari kita mulai berhitung. Kalau satu rumah saja terdapat satu balita maka sampah popok akan terkumpul sebanyak 3 lembar dalam sehari, dan meningkat menjadi 21 lembar dalam seminggu, 90 lembar dalam sebulan, 1.095 lembar dalam setahun, dan 3.285 lembar dalam 3 tahun (karena orang tua umumnya baru melepas penggunaan popok ini pada saat balita berusia 3 tahun).
(salah seorang balita pengguna popok instan)
Helllooo kawan steemian, itu baru satu balita di satu rumah. Sekarang mari kita tingkatkan hitung-hitungan kita supaya latar belakang masalah ini menjadi lebih jelas.
Saya mengambil sampel hitungan di Kabupaten Bireuen dengan jumlah desa sebanyak 609 desa (data sensus penduduk 2018). Saya andaikan saja rata-rata setiap desa mempunyai 30 balita maka akan didapati 18.270 balita di Bireuen. Sesuai hitungan kita diatas tadi terhadap penggunaan popok pada setiap balita maka akan kita dapati tumpukan sampah unik ini sebanyak 60.016.950 lembar setiap tiga tahun untuk satu Kabupaten Bireuen.
(source)
Sahabat steemian mungkin lebih pandai pada hitung-hitungan berikutnya. Kira-kira berapa ya jumlah sampah-sampah ini untuk 6.474 desa di Provinsi aceh? Atau 83.184 desa/kelurahan di Indonesia? Atau desa diseluruh dunia? Tentu saja angka fantastis akan muncul dan itu mengejutkan kita. Hanya angka? Ya, memang hanya angka yang diilustrasikan. Tetapi sahabat, dengan jumlahnya yang begitu besar pernahkah kita membayangkan suatu hari nanti bumi ini akan disesaki oleh popok berbau pesing dan kotoran buah hati kita? Dan pernahkah kita membayangkan sebenarnya sampah yang kita hasilkan itu adalah akumulasi dari gaya hidup kita? Atau justru dari sifat malas kita? Atau ……?
Mungkin kita menolak kalau dikatakan telah menghacurkan bumi ini perlahan-lahan. Atau mungkin juga kita akan sangat marah jika dikatakan menjadi pembunuh bagi anak-anak kita. Tetapi kenyataannya, memang kitalah yang telah menenggelamkan mereka dalam bumi lautan sampah yang kita ciptakan sedemikian rupa dengan penuh kesadaran. Keterpurukan ini lambat laun akan menjadi bencana bagi kita dan juga generasi seterusnya. Wallahu A’lam bish-shawabi (Allah Mahatahu yang benar/yang sebenarnya).
Lokasi
Tempat dari gagasan menjaga bumi ini tidaklah jauh kemana-mana. Semuanya berangkat dari tempat terdekat dengan kita, yaitu rumah. Masing-masing rumah yang mempunyai balita adalah tempat dari gagasan ini diwujudkan. Lokasi yang dipilih adalah Desa Blang Asan, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Indonesia. Tempat tersebut dipilih karena merupakan daerah domisili dari penulis yang ingin mewujudkan misi “Kecintaan Bumi Berawal dari Rumah Kita”.
Solusi (Gagasan)
Kondisi yang memprihatinkan dari hari ke hari ini perlu mendapat perhatian serius dari kita semua. Berangkat dari permasalahan tersebut, harus ada satu gagasan dan tindakan untuk mengurangi sampah ini dan membantu menjaga lingkungan.
Salah satu terobosannya adalah dengan memanfaatkan keberadaaan limbah popok instan menjadi satu produk lain yang lebih berguna bagi kehidupan, contohnya dalam budidaya pertanian. Caranya adalah dengan menjadikan popok sebagai media tanam. Popok bekas buat menanam? Apa bisa ya? 😀😀 tentu saja bisa asalkan ada usaha.
Gunting popok dan keluarkan isinya. Isinya yang berupa gel itulah yang dimanfaatkan. Gel-gel yang terkandung didalam popok dapat dicampurkan dengan tanah sebagai media tanam. Gel-gel tersebut sangat bagus untuk menyerap air dan dapat mempertahankan kelembaban tanah. Gel mampu menampung air sehingga tanah yang kita siram tidak cepat menjadi kering. Hal ini dapat mengurangi intensitas penyiraman, karena air akan dialirkan oleh gel secara perlahan-lahan. Intensitas penyiraman menjadi satu faktor penting dalam budidaya pertanian terlebih dimusim kemarau dan bagi daerah yang kekurangan/krisis air.
Selain itu, gel-gel dalam popok yang mengandung urine tersebut juga berguna sebagai media nutrisi dan pupuk organik cair. Dengan demikian bercocok tanam dengan menggunakan popok bayi rupanya lebih menyuburkan tanaman.
Media tanam ini dapat dimasukkan kedalam wadah seperti pot, polibeg ataupun dapat juga terus ditaburkan diatas tanah. Media tanam campuran tanah dan gel popok instan dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman. Diantaranya tanaman hias, tanaman palawija, cabai, tomat, bayam, kangkung, bahkan tanaman buah berumur panjang.
Sahabat steemian, jadi selain dapat menyelamatkan bumi, ternyata pemanfaatan limbah ini justru dapat memberi dampak positif bagi individu. Hal ini karena tindakan dari gagasan tersebut bukan hanya mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup kearah yang lebih baik, tetapi juga menjadi solusi bagi daerah pertanian khususnya daerah yang mengalami kondisi krisis air serta menjawab permasalahan ketersediaan pangan global dengan laju peningkatan populasi penduduk dunia yang sangat cepat, bahkan beberapa kali lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan makanan.
(source: ledakan penduduk)
Nah sahabat, jelas bukan? Limbah musnah, lingkungan jadi bersih, kecukupan air bagi tanaman terjaga, ketersedian pangan juga terpenuhi hanya dengan satu gagasan saja. Sungguh luar biasa bumi ini kalau ada ribuan bahkan jutaan gagasan penyelamatannya. Karena itu, marilah bersama-sama kita fikirkan gagasan berikutnya ya!!! 😍😘 👍👍
Salam steemit, Salam Hari Bumi
Aceh, 21 April 2018
@ijas.jaswar
.
selamat ya kak..
Mksh dek
Bagus banget kak
@syanaa bantuin VOTE KOMEN SAYA di link ini ya
https://steemit.com/contestearthday/@nasir83/kontes-menulis-gagasan-steemian-dalam-menjaga-bumi-total-hadiah-100-sbd
Karena lagi ikut kontes hehehe 😀😀
informasinya sangat membantu dalam menjaga bumi tetap hijau .
Ya dek, semoga bermanfaat
Okey kak tenang aja saling membantu ya kak
Hehehheh
@syanaa vote nya dikomen saya yang dalam postingan kontes, bukan komen diluar itu 🙏
Haha okey kak uda beres jngan lupa vote back ya kak @syanaa
Vote di komen kontes yaa
Ulasannya bagus 😍
mudah2an semua kita sadar untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah2 yg masih bisa di daur ulang
bantuin VOTE KOMEN SAYA di link ini ya
https://steemit.com/contestearthday/@nasir83/kontes-menulis-gagasan-steemian-dalam-menjaga-bumi-total-hadiah-100-sbd
Karena lagi ikut kontes hehehe 😀😀
Udah KK :) pakai aja link yg saya kirim di group, karena begitu link nya di klik, langsung menuju ke koment kk yang ada di kontes tersebut
Sippp, makasih dek 👍👍👍😀
Ternyata banyak manfaat popok. Mantap😁
Iya pak 😀
Love the babies, the plants, the green, your face is lovely. Happy Earth Day.
Thanks @joeyarnoldvn 😀 thanks a lot
Bagus sekali ide nya kak. Semoga menang dalam kontes ini.
Vote di komen saya yg ada link kontes itu ya dek
Sebelum dibilang sudah saya vote kak. Saya juga ikutan kontes ini. Heee.
Oyaaa, opss maaf, nanti saya vote juga ya
Wah kami harus coba ni!!! Dirumah ada baby yang slalu menggunakan popok instant alias pampers. Tq infonya @ijas.jaswar...
So pasti dong harus dicoba 👍😀😀
Emang tulisan ijas. Jaswar bereh mampu dan menarik banyak peminat yang ingin membacanya steemian
Tq ceklah
Artikel yang luar biasa, ini sangat bagus untuk para ibu bayi yang suka terhadap tanaman hijau di perkarangan..
Betul sekali, harus dicoba 😀
Idenya sangat keren kak. Nanti kalau beranak lagi aku mau memanfaatkan popoknya utk media tanam
Iya say, boleh dicoba tu hehe