Mengurangi Penggunaan Tisu, Mengurangi Sampah di Bumi
Bumi saat ini sudah sangat berat dalam menampung beban dari berbagai sumber, terutama yang berasal dari manusia. Manusia memberikan sebagian besar sebab yang ditanggung oleh bumi sampai saat ini. Dan pada kenyataannya manusia bukan menjadi makhluk yang paling bersyukur terhadap apa yang telah diberikan dan dinikmati, akan tetapi memberikan banyak hal yang membuat bumi ini seperti tempat pembuangan akhir. Saat ini, bumi sudah sangat penuh dengan beban yang ditinggalkan oleh manusia, seperti sampah, asap kenderaan, dan berbagai hal lainnya. Namun, apa yang terjadi saat ini, apabila terjadi banjir, terjadi longsor, terjadi gempa, dan lainnya, manusia selalu menyalahkan bumi dan isinya, seperti contoh kasus di Indonesia, terutama di Aceh. Padahal ini semua merupakan kesalahan yang dibuat oleh manusia itu sendiri, dan manusia tidak pernah mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya tersebut.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS. Ar-Ruum/30: 41]
Bukankah hal tersebut sangat jelas menyatakan bahwa, apa yang terjadi selama ini bukanlah sebuah kesalahan yang disebabkan oleh bumi, tapi kesalahan yang telah dibuat oleh manusia itu sendiri. Seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini, bencana alam yang melanda baik itu kota maupun desa yang bangunan dan menghilangkan, harta benda bahkan meminta korban jiwa. Begitu juga dengan terjadinya tanah longsor, banjir bandang, sungai meluap, kebakaran hutan, kekeringan dan lain sebagainya. Nah, ini manusia lah yang harus menemukan jawaban dari apa yang menyebabkan itu terjadi, misalnya saat ini seperti penggunaan tisu yang semakin meningkat, baik itu tisu basah maupun tisu kering.
Pada era sekarang, menggunakan tisu seolah-olah merupakan salah satu ciri khas dari manusia kelas atas. Karena, semua orang selalu mempersiapkan tisu dalam semua hal, sebab dianggap praktis dan cepat. Padahal pada kenyataannya tisu bisa menyebabkan banyak masalah dikemudian hari, hal ini sebabkan oleh makhluk yang tipis ini makin hari semakin menyebabkan bumi menjadi gulungan tisu yang tidak terkendali.
Apakah kita tahu?
Tisu merupakan produk yang dihasilkan oleh bahan baku utamanya adalah bubur kertas yang berasal dari kayu, dan kayu tersebut berasal dari pohon-pohon yang ditebang baik itu secara legal maupun ilegal di Aceh khususnya. Nah, dengan begitu kita harus berpikir bagaimanakah tahapan produksi dan berapa banyak pohon yang dibutuhkan untuk menghasilkan tisu tersebut, tentunya ini menjadi hal yang sangat sulit untuk dijawab. Menurut data yang ada untuk menghasilkan 1 box tissue (isi 20 sheet) diperoleh dari hasil produksi 1 batang pohon. Dengan begitu, kita bisa melihat berapa banyak tisu yang dibutuhkan oleh manusia setiap harinya.
Menurut Koesnadi dari Sekjend Sarekat Hijau Indonesia (SHI) tentang Hitungan sederhana bagaimana penyusutan Hutan Alam Indonesia akibat dari penggunaan tissue oleh masyarakat.
“Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta orang dan setiap satu harinya 1 orang menggunakan ½ gulung kertas tisu Artinya penggunaan kertas tisu bisa mencapai 100 juta gulung tisu per hari, berarti per bulan nya pemakaian tisu di indonesia mencapai 3 milyar gulung. Bila berat kertas tissu itu 1 gulung mencapai ¼ kg, maka 3 milyar dihasilkan angka kira-kira 750.000.000 kg setara dengan 750.000 Ton, Bila untuk menghasilkan 1 ton pulp diperlukan 5 m3 kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m3 per hektar (diameter 10 up) maka sudah bisa ditebak penggunaan hutan untuk urus kebersihan mencapai ratusan ribu hektar setiap bulannya". [Sumber]
Dalam hal ini, walaupun kita ikut dalam menyukseskan program pemerintah 1orang menanam 1 pohon, aksi yang dilakukan ini tidak akan berefek secara signifikan terhadap perbandingan tisu yang digunakan oleh manusia. Karena, antara pertumbuhan dan penebangan sangat jauh perbandingannya. Hal ini disebabkan oleh pohon yang diolah dan jadikan tisu adalah pohon yang berusia sekitar 6 tahun atau lebih. Dan sekarang coba kita hitung perhari berapa banyak satu orang untuk menghabiskan tisu dan bagaimana dengan satu bulan, kemudia kita menghitung berapa pohon yang dibutuhkan untuk mengcukupi kebutuhan tersebut. Saya tidak mengkritik aksi menanam pohon tersebut, tapi bagaimana mengingatkan efek yang ditimbulkan dari penggunaan tisu tersebut. Karena aksi menanam pohon tersebut sangat bagus manfaatnya.
Program pemerintah yang mengajak aksi menanam 1 Batang pohon per orang mempunyai arti yang sangat besar bagi bumi dan manusia, karena dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk 3 orang bernapas dan juga dapat menyerap karbondioksida untuk akhirnya memproduksi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup, dan ini salah satu dari manfaat penanaman pohon tersebut, karena melihat bagaimana saat ini situasi bumi yang semakin panas. Selain itu, pohon yang juga disebut paku dunia sangat berkontribusi besar bagi penyerapan air yang dapat mencegah terjadinya banjir yang sering terjadi.
Apabila kita lebih jeli dalam memperhatikan tentang tisu tersebut, maka kita akan jeli melihat selain bahan baku yang dipakai dalam pembuatan tisu kita juga akan melihat masalah yang timbul terhadap kehadiran tisu itu sendiri. Karena, tisu merupakan benda yang memakan waktu lama untuk diuraikan oleh tanah. Hal ini disebabkan oleh, tisu selain terbuat dari bahan baku kayu juga terdari dari bahan anorganik yang tidak dapat diuraikan dalam waktu cepat atau memerlukan waktu yang lebih lama. Dengan begitu, tisu akan menyebabkan sampah yang semakin menumpuk. Hasil sampah yang menumpuk tersebut tentu tidak akan menambah dampak yang positif bagi bumi dan manusia. Jadi, kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa tisu merupakan bahan yang tidak ramah terhadap lingkungan mulai dari pembuatannya, pemakaiannya dan bahkan hingga tisu tersebut tidak bisa dipakai lagi.
Solusi
Menempati bumi sama artinya adalah menjaga bumi dengan segala isi yang ada didalamnya, dengan begitu kita jangan sampai merusak apa yang ada dibumi tersebut. Sama halnya seperti menggunakan tisu, dan ini secara tidak sadar kita memberikan peluang untuk penebangan pohon yang tentunya juga kita secara tidak langsung telah membiarkan terjadinya global warming seperti saat ini yang melanda dunia.
Untuk mengatasi penggunaan tisu yang berlebihan kita harus memikirkan solusi praktis dan sekaligus bisa tidak menggunakannya lagi dikemudian hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dijadikan solusi dari penggunaan tisu tersebut.
a. Sapu tangan
Sapu tangan bisa kita temukan diberbagai tempat dengan harga sangat terjangkau. Penggunaan sapu tangan merupakan salah langkah praktis untuk mengurangi angka pemakaian tisu, karena sapu tangan bisa digunakan dalam waktu yang lama, tidak seperti tisu yang hanya bisa digunakan untuk sekali pakai.
b. Pengering Elektrik
Alat ini merupakan bentuk sederhana yang mulai digunakan oleh setiap orang, apalagi ditempat-tempat umum sudah banyak menggunakan mesin pengering elektrik ini. Pengering Elektrik merupakan alat yang terdiri dari koil, fan dan switch elektrik, dan tidak memerlukan banyak perawatan. Namun, mempunyai daya tahan sampai 7 tahun. Tentunya ini juga tidak memerlukan biaya tambahan untuk perawatan karena hanya memerlukan pengeluarana untuk listrik yang digunakan.
Jadi marilah kita sama-sama menjaga bumi atau dengan istilah lain go-green yang memberikan sebuah kenyamanan bagi kita sebagai penduduk bumi itu sendiri.
Keren Bu. Gagasan yang luar biasa 😊
Itulah kita sering lupa terhadap hal spele-spele yang nyatanya membawa efek yang besar 😢
Semoga kesadaran kita dalam menjaga bumi akan lebih baik ke depannya
Postingan yang baik.. Selain itu menurut saya pengalihan karya tulis dari kertas ke digital (ebook) mampu membuat menekan konsumsi kertas.
Congratulations @hidra.silvia! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!