Bakar dan Kebersamaan
Bakar dan Kebersamaan
Selamat pagi sahabat Steemian semuanya. Hari ini cerah ya. Semoga hati dan jiwa sahabat juga ikut cerah, (tapi jangan “merah” ya, hihi).
Ceritanya di mulai dari, setelah berpikir panjang lebar kali tinggi bagi sama rata. Akhirnya kemarin saya putuskan untuk ikut kegiatan silaturrahim sekaligus pembubaran panitia untuk semua kegiatan/acara/event yang pernah dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKO) Unimal, yeyeye.
Saya sadari usai sibuk beritirahat beberapa minggu yang lalu di Rumah Sakit Kasih Ibu, saya jarang hadir di rapat-rapetnya himpunan. Teman-teman di himpunan juga mengatakan demikian. Hadir kemarin menjadi jawaban bahwa saya masih merindukan kebersamaan dengan mereka.
Minggu, 07 Januari 2018 saya dan teman lainnya berangkat menuju Laut Pelabuhan-Krueng Geukuh. Jujur, saya sudah pernah kemari namun sangat jarang melewati tebeng beton besar yang ada di sebelah kanan dari jalan masuk. Kalau tidak salah waktu SMP terakhir melewati tebeng ini, dan kini bersama mereka saya kembali melewatinya.
Seperti dua dunia. Sebelah kanan dari tebeng beton tersebut seperti tidak ada kehidupan (tempat yang akan kami tuju). Suara orang hampir tidak terdengar (kecuali keributan orang yang kesana, itu sudah pasti ya). Hanya bisa melihat boat nelayan dari kejauhan yang tidak terhitung berapa jaraknya.
Sedangkan sebelah kiri tebeng beton banyak orang-orang sedang bersama dengan keluarga, sahabat bahkan seseorang yang saat ini spesial bagi mereka. Anak-anak juga sibuk dengan berenang, main pasir, dan lari ke sana-sini.
Kebersamaan itu begitu terasa. Kecerian begitu terlihat. Keindahan laut juga ikut membuat bahagia para pengunjung pasir hitam ini. Benar bahwa bahagia itu sederhana, seperti yang sudah mereka lakukan dan yang akan kami lakukan.
Hari ini kami akan bakar ikan dan ayam yang sudah standby dari tadi pagi. Sengaja memilih tempat di balik tebeng sebelah kanan ini biar tidak dekat dengan banyak orang. Kami memilih jalan sendiri, meski jalan berdua itu lebih indah dan jalan bertiga itu menghadirkan luka (apa-apaan ini, hahaha).
Lanjut, kegiatan bakar-bakar mulai di lakukan. Selain saat kami bersama buat kegiatan (event), saat-saat seperti ini juga mengundang bahagia. Kenapa tidak? Ya karena kegiatan seperti ini membuat kami dekat satu sama lain (teman iya, saudara iya).
Matahari terus memperlihatkan kemerahannya di langit sana. Boat nelayan mulai berpindah, dan kemudian menghilang. Riuh ombak samar-samar terdengar dari kejauhan. Burung-burung dan sebangsanya juga ikut menerbangkan sayap dengan sempurna di ujung sana.
Menunggu beberapa saat lagi ayam yang di bakar bakal siap di saji. Perut mulai mengirim sinyal-sinyal tidak enak. Seolah mengatakan tidak tahan untuk menunggu. “Sabar, sabar, sabar,” saya kirimkan pesan positif agar perut ini di kondisikan. (abaikan saja ya, kalimat ini tidak penting, hahaha).
Akhirnya siap juga tersaji untuk di santap bersama. (di sini banyak yang mulai diam ya, maklum sedang makan).
Usai makan, sebelum sayonara. Kami bermain permainan werewolf dan “jika, maka”.
Karena permainan werewolf ini butuh 6 SKS (panjang penjelasannya) sahabat cari tau sendiri saja ya (kalau tetap dijelaskan di sini, ini tulisan akan jadi novel, hahaha).
Sedangkan permainan “jika, maka”, serius ini seru. Cara bermainnya itu secara berpasang-pasangan (sesama cewek juga boleh, sesama cowok juga bisa). Nanti ada satu orang yang berperan menuliskan kata-kata “jika” dan satu lagi menulis kata-kata “maka”. Kita tidak akan tau apa yang ditulis oleh lawan kita masing-masing, karena aturannya tidak boleh kasih tau apa yang akan kita tulis itu.
Permainan ini sejujurnya untuk lucu-lucuan saja sih. Namun di cari pasangan yang cocok lewat kata-kata yang telah ditulisnya. Contoh, Si A bilang “jika aku cantik” dan Si B “maka aku tidak akan menjadikanmu istriku” (ini berdasarkan apa yang teman saya tuliskan kemarin). Kalau di jadikan satu kalimat kan sesuai. Jadi seperti itulah bayangan permainannya (serius susah dijelasin, lebih mudah di praktikkan lansung. Yang masih bingung hadir saja di kolom komentar ya!).
Singkatnya, kegiatan bakar-bakar kemarin itu sungguh menyenangkan. Ketawa bersama, rasa kebersamaan juga ada hingga melahirkan kebahagian tentunya. Selain itu, kegiatan seperti ini juga menjadi kesempatan bersilaturahim. Terimakasih untuk bakar dan kebersamaan kemarin. Ingatlah moment ini untuk lima tahun kedepan (haha, lamanya).
Terimakasih sudah membaca tulisan sederhana ini sampai akhir cerita. Masukan dan sarannya sangat saya harapkan. Terimakasih sahabat semuanya!
Nisam, 08 Januari 2018
Upvote this post please? https://steemit.com/news/@a-a-a/l-a-marzulli-ufo-s-are-real
Terpaksa vote karena bawak nama himpunan wkwk
hahahahahaa....
Meski demikian, terimakasih pak ketua😊
Meski demikian, terimakasih banyak pak @andikapratama
Saya gak di undang. Padaha acaranya seru.
Hehe, kita buat yang lebih besar baru bapak datang ya. sip pak.
Himpunan tetangga ga diundang nur? 😂😂😂
Opsss,, lupaa. Maafkeunn heheh @putrianandass
Sudah saya upvote
Silahkan kunjungi artikel saya https://steemit.com/kesehatan/@jeffryphysio/fisioterapis-tenaga-medis-yang-belum-masyarakat-ketahui-ruang-lingkup-kerjanya-0daab03e95cbc
Lon hn geu pakat kak nur nyan, weuh long keudeh
Tapi droen neupeugah neujak woe u gampong. Tiban ta pakat man.
bagus.... aku lapar jadinya jam segini liat ini hmmmm
Bayangkan saja, dan nikmati saja yah, ahahah
kebersamaan yang indah, apalagi di pinggir laut menikmati udara yang segar ditemani dengan hidangan bakar2 luar biasa pasti keseruan dan rasa yang nikmat
Setuju. Terimakasih ya sudah di koment @emirzafirdaus. Mari mapir lagi di tulisan selanjurtnya, hehe
cie cie yang bakar-bakar