"Preman" | Kucing Penguasa Wilayah

---

Preman. ya preman. Kali ini tidak bicara preman yang selalu meresahkan di mana-mana. Selalu dikonotasikan sebagai orang jahat, sering merampas hak-hak orang lain.

Kali ini Bicara wilayah kekuasaannya yang disepakati secara kekuatan fisik saja, bisa disebut secara naluri alamiah kehewanan. Tidak bicara tentang preman yang menyelusup ke wilayah politik, ke wilayah hukum, ke wilayah keamanan. Segala gerakan secara sah alias legal, telah menggurita ke dalam berbagai lembaga negara. Bahkan ke wilayah partai politik.

---

Kadang menjelma menjadi bidan, membidani orang-orang berjubah, para pendekar, dipersatukan dalam organisasi masyarakat, ya kelahiranya untuk kepentingan-kepentingan.

Preman ini sangat setia menjaga wilayah teritotialnya. Para betina begitu aman di dekatnya. Tapi jangan salah sangka, ketika preman jantan ini memakan anak kucing, bukan karena naluri kekuasaan atau kanibalnya. Dikarenakan anak kucing telah mati. Ini dilakukannya agar tidak menjadi wabah penyakit, akan menyebar dan membahayakan kelangsungan hidup induknya (kucing betina), begitu juga anak anaknya yang lain.

---

Lihat wajahnya, penuh luka, tercabik-cabik berkelahi demi mempertahankan hidup. Preman pulang mengembara. Setelah beberapa hari pergi dari rumah. Bukan untuk mencari makan. Tapi karena terdorong naluri menguasai wilayah baru. dan selalu memenuhi kepenasarannya, menangkap aroma betina.

Jangan nasehati dia agar istirahat, biarkan saja bebas berkuasa di wilayah penaklukannya, ia tidak pernah mengganggu keamanan. Hanya sesaat saja ia gaduh, merusak keheningan di tengah malam. Sekedar berdebat tentang bulan. ia tidak pernah meresahkan, bahkan mengamankan hama masyarakat.

---

Lihat wajahnya penuh luka. Tercabik-cabik, belum juga lelah mempertahankan kesetiaan. Lalu kepada siapa dia berpamrih.

Banda Aceh, 10 April 2018

Zulfikar Kirbi | @zulfikark-kirbi