Diary kehidupan Shahabiyah
Kita sering mendengar anggapan ketidakadilan pembagian peran antara lelaki dan perempuan. Seorang suami diberikan kebebasan bekerja di luar, diperintahkan shalat berjamaah di masjid, leluasa pergi berdakwah dan berjihad ke mana saja. Sedangkan istri “hanya” menjadi pelampiasan syahwat, ditugasi menjaga rumah, merawat anak-anaknya, dan diutamakan shalat fardhu di rumah. Lalu bagaimana seorang istri akan mendapat pahala sebanyak suaminya jika hanya berdiam diri di rumah?
Jika Anda juga dibuat bimbang dan pertanyaan besar menggelayut dalam benak, Anda sudah keduluan Asma`r.a. Nabi Saw pun telah menjawab pertanyaan bernas tersebut.
Inilah generasi Shahabiyah yang menakjubkan. Mereka memprotes bukan untuk meminta keringanan atau menjadi perempuan urakan, melainkan untuk meriah setinggi-tinggi kemuliaan. Di barisan mereka ada Ummul Mukminin Aisyah yang cerdik cendekia; Khansa` sosok ibu yang tangguh; atau Sumayyah, ibunda Ammar bin Yasir, wanita yang syahid pertama dalam sejarah Islam.
Buku ini mengajak para wanita Muslimah di tengah derasnya arus modernitas yang acap melalaikan identitas ini untuk tetap meneladani kehidupan para Shahabiyah yang mulia dan berpegang teguh pada ajaran Islam. Kita akan dipandu menemukan keberanian mereka dalam berdakwah, kecemerlangan ide-ide mereka, ketekunan dan keteladanan mereka dalam beribadah dan mengajarkan ibadah kepada anak-anak mereka. Bahkan dalam hal kedalaman ilmu, kita akan angkat topi sambil bergumam lirih, “Kami iri.”
Referensi :
https://www.facebook.com/522800597816940/posts/1924903404273312/
This post received an upvote with x2.5bid.
Follow @haccolong to get randomly free upvote every day.
Thanks for using the service and your waiting @nec10 !