Hoax, Hueng dan Steemit?
Hoax, Hueng dan Steemit?
Bagi sebagian orang delapan bulan berkenalan dengan sesuatu hal baru, mungkin sudah cukup. Hal ini berkaitan dengan perkenalanku dengan #steemit. Awalnya aku menganggap steemit itu Hoax, atau klik-klik palsu yang berkembang pesati di dunia online. Namun sebuah postingan di FB yang coba kita delete dari dunia online, menarik perhatianku. Maka jadilah awal perkenalan yang buruk bagiku dan #steemit.
Source
Karena yang membuat postingan di FB yang coba kita delete itu seorang wartawan pesohor di Aceh. Kuberanikan diri membuat sebuah akun juga untuk mengetes kebenaran khabar #steemit telah membuat banyak orang bisa mengubah nasib. Paling tidak dari kebiasaan tidur malam hari, menjadi tidur siang hari, kembali nasib ini biasanya dialami oleh para barisan jomblo mania. Saya tentu tidak bisa melakukan hal ini, karena jadwal tidur sudah di pegang sama anak saya. Kalau tidak tentunya besok pagi mereka akan memberikan ultimatum, pilih sekolah atau sawah ha ha.
Kembali masalah #hoax #steemit ada satu kata dalam bahasa Aceh yang dekat dengan Hoax setelah saya renung-renungkan. Namanya Hueng, dia adalah jenis binantang yang banyak menemani anak-anak Aceh jaman old, waktu mereka masih tinggal di rumah panggung Rumah Aceh. Biasanya mereka selalu bersuara dari pagi sampai sore kalau belum masuh sarang. Sebagian manusia modern juga banyak berperilaku seperti Hueng yang dekat dengan Hoax.
Bedanya mereka tak henti-hentinya buat status diberbagai media. Tapi sepertinya sedikit makna yang bermanfaat untuk dirinya, orang lain dan kehidupan itu sendiri. Mereka mengubah nasih menjadi penjaga malam, sehingga saat kita melihat status-status mereka mulai aktif dari jam 22:00 ke atas dan baru mati statusnya bersamaan dengan azan Shubuh.
Benar-benar generasi Heung gaya baru ini menghiasai berbagai grup dan biasa nya kerja mereka hanya mengiayakan apa yang dikatakan oleh kepala suku.
Ada tulisan menarik dari seorang profesor yang sudah bergabung dalam #steemit, dimana beliau melihat bahwa kebiasaan komen-komen yang ada di grup hanya mengiyakan apa yang dikatakan oleh kepala suku. Sangat sedikit yang memberikan alternatif, pemikiran-pemirkan baru. Linknya cari sendiri saya tidak berani lampirkan, karena belum minta izin profesor, takut dianggap plagiat. Dunia yang sudah saya tinggalkan sangat lama, karena saya melihat dunia menulis serius itu tidak terlalu penting. Dunia menulis bagi saya adalah tanpa batas, tanpa perlu aturan dan macam-macam. Itu hanya bentuk penjinakan manusia saja supaya jangan menerkam manusia, padahal itu telah menghilangkan berjuta kreatifias manusia.
Source
Bedanya anak-anak Heung jaman now lebih banyak berkutat di dunia maya. Entahlah itu bukan kenyataan, hidup menjadi sebuah fiksi. Kita tahu banyak hal tentang orang lain, tetapi tidak kenal di alam nyata. Bahkan dingin saat berjumpa. Ibarat Heung, kadang anak-anak suka mendengar suaranya, tetapi tidak berani mendekat dengannya. Entahlah ,,,,asal kita tidak jadi hueng saja.
SeMOGA TIDAK MENJADI GENERASI MEU-Hueng.
Tulisan Berkaitan Dengan Hueng atau Kumbang oleh orang Aceh di Steemit. Trimaskasih @mizwar
https://steemit.com/unik/@mizwar/hueng-nan-jih-lam-bahasa-aceh-51232b571ab2e
https://steemit.com/fhoto/@albuluhi/carpenter-bee-hueng-aceh-2017810t173430127z
https://steemit.com/photography/@afril/hueng-in-aceh-language-20171218t205438205z
https://steemit.com/esteem/@muharill/kumbang-hueng-2e7bf063096b6
https://steemit.com/flower/@osaka/hueng-bak-bungoeng-be9d19d17494d
https://steemit.com/animals/@harrycan/kumbang-yang-tidak-menghisap-madu-84bb615de4f9d