Gay in the Sociology Viewpoint // GAY DALAM SUDUT PANDANG SOSIOLOGI
source
In understanding individual behavior, sociology focuses on the relationship between the influence of an individual's behavior on the environment and the environmental impact on the individual itself. The environment is where an individual's behavior is developed, but the individual's behavior itself also affects the environment in which the individual is located. Sociology sees the socialization that emerged in the past a gay will determine the behavior of the individual, this is what influences the change of sexual orientation into homosexual.
In the concept of structural functionalism described by Tallcot Parsons, society is seen as a matter of systems and elements in the system (sub-system) that will determine how social life in a society can go well. According to the theory of structural functionalism, then when one system or sub-system in society is not functioning properly it can cause the creation of irregularities in an individual associated with the system or sub-system. The deviant behavior that arises in a gay is caused by socialization of the system or sub-system in an undeserved society.
source
Some elements of society that can be said as a system that shapes the community, among others, is the family environment and association. In the sociological point of view, aberrations are possible because one implements a social role that exhibits deviant behavior. How one can play a deviant social role is closely related to the socialization which he gets in the system of society in which he resides. As explained above, family and social environment will greatly influence the formation of an individual's social role.
This is because family and social environment is one of the community support system where an individual has high intensity of interaction to it. In its context as one form of social deviation a gay initially gained socialization to be homosexual from the environment and his family. One of the phenomena currently occurring in homosexual studies is the shifting views and reactions of society to gays and homosexuals as a whole. Along with the development of contemporary social change such as human rights campaign and gender equality, the whole thing also influences people's perspective on homosexuals. Some countries today are beginning to legalize homosexuals and same-sex marriages. This is based on the idea of anti-discrimination as a form of protection of human rights. But in the wider scope, until now there is still a lot of debate about the morality of a homosexual.
This debate is fueled by the fact that homosexuality has violated the majority of the values and norms that exist in religion, culture and law that are adopted and applied by the majority of the world community today. But beyond all its controversy, until now gays have been shown to be able to show existence in the middle of society that oppose it. Gay people who have been organized in many homosexual groups are able to find solidarity based on equality as gays. Solidarity that emerged is then become a medium of their socialization that aims to make gay people acceptable to the community.
GAY DALAM SUDUT PANDANG SOSIOLOGI
Dalam memahami perilaku individu, sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang individu terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap individu itu sendiri. Lingkungan merupakan tempat perilaku seorang individu dikembangkan, namun perilaku individu itu sendiri juga mempengaruhi lingkungan tempat si individu itu berada. Sosiologi melihat sosialisasi yang muncul pada masa lalu seorang gay akan menentukan perilaku individu tersebut, hal inilah yang mempengaruhi perubahan orientasi seksualnya menjadi homoseksual.
Dalam konsep fungsionalisme struktural yang dijelaskan oleh Tallcot Parsons, masyarakat dilihat sebagai sebuah hal yang terdiri dari sistem maupun unsur dalam sistem (sub-sistem) yang akan menentukan bagaimana kehidupan sosial dalam suatu masyarakat dapat berjalan dengan baik. Menurut teori fungsionalisme struktural, maka ketika salah satu sistem maupun sub-sistem dalam masyarakat tidak berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyebabkan terciptanya penyimpangan dalam diri seorang individu yang terkait dengan sistem maupun sub-sistem tersebut. Perilaku menyimpang yang muncul dalam diri seorang gay diakibatkan oleh sosialisasi dari sistem maupun sub-sistem dalam masyarakat yang berjalan tidak semestinya.
souerce
Beberapa unsur masyarakat yang dapat dikatakan sebagai sistem yang membentuk masyarakat antara lain adalah lingkungan keluarga dan pergaulan. Dalam sudut pandang sosiologi, penyimpangan dimungkinkan terjadi karena seseorang menerapkan peranan sosial yang menunjukan perilaku menyimpang. Bagaimana seseorang dapat memainkan peran sosial yang menyimpang sangat terkait dengan sosialisasi yang ia dapat dalam sistem masyarakat tempat ia berada. Seperti telah dijelaskan di atas, keluarga dan lingkungan pergaulan akan sangat mempengaruhi pembentukan peranan sosial seorang individu. Hal ini dikarenakan keluarga dan lingkungan pergaulan merupakan salah satu sistem penopang masyarakat dimana seorang individu memiliki intensitas interaksi yang tinggi terhadapnya. Dalam konteksnya sebagai salah satu bentuk penyimpangan sosial seorang gay pada awalnya memperoleh sosialisasi untuk menjadi homoseksual dari lingkungan dan keluarganya. Salah satu fenomena yang saat ini terjadi dalam kajian homoseksual adalah bergesernya pandangan dan reaksi masyarakat terhadap kaum gay maupun homoseksual secara keseluruhan. Seiring dengan berkembangnya perubahan sosial kontemporer seperti kampanye hak asasi manusia dan kesetaraan gender maka keseluruhan hal tersebut turut mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap kaum homoseksual. Beberapa negara saat ini mulai melegalkan homoseksual serta pernikahan sesama jenis. Hal ini dilandasi oleh gagasan antidiskriminasi sebagai wujud perlindungan hak asasi manusia. Namun dalam ruang lingkup yang lebih luas, hingga saat ini masih muncul banyak perdebatan mengenai moralitas seorang
homoseksual. Perdebatan ini dipicu oleh kenyataan bahwa homoseksual telah melanggar mayoritas nilai dan norma yang ada dalam agama, budaya maupun hukum yang dianut dan diterapkan oleh mayoritas masyarakat dunia saat ini. Namun di luar segala kontroversinya, hingga saat ini kaum gay telah terbukti mampu menunjukkan eksistensi di tengah masyarakat yang menentangnya. Kaum gay yang telah terorganisir dalam banyak kelompok homoseksual mampu menemukan solidaritas yang didasari oleh persamaan sebagai kaum gay. Solidaritas yang muncul tersebut selanjutnya menjadi media sosialisasi mereka yang bertujuan agar kaum gay dapat diterima oleh masyarakat.
REFERENSI
Fakih, M. 2004. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Foucault, Michel. 1997. Sejarah Seksualitas : Seks dan Kekuasaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Giddens, Anthony. 2004. Transformation of Intimacy, Seksualitas, Cinta dan Erotisme dalam Masyarakat Modern. Jakarta : Fresh Book.
Gunawan, Rudy FX. 2002. Krisis Orgasme Nasional. Yogyakarta : Galang.
Hartoyo dan Titiana Adinda, 2009. Biarkan Aku Memilih ; Pengakuan Jujur Seorang Gay yang Coming Out. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Irawan, Soehartono. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Johnson, Doyle Paul. 2000. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Munti, Ratna Batara. 2005. Demokrasi Keintiman Seksualitas Di Era Global. Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara.