Surat Jin kepada Din

Surat Cinta Untuk Panglima

Kami masih sering melukis
anda dan senyummu
hari dulu dan kini;
Malam-malam yang batal terjadi
dan pagi yang tak pernah datang

Kami lukis buih putih, pada lebat kumis anda
bunyi-bunyi mirip janji
lalu dentum pelor-pelor

Tangis janda dan bayi

Anda, Panglima! Senyum palsu dan asli;
omong kosong abadi

foto: www.pixabay.com

Hikayat Prang Sabi

Diam sajalah, Din!
Usah lagi kau melagu nada yang lama
Semua berakhir di bawah meja itu

Din!

Timah bergiwang yang sudah kau-kokang tanggalkan saja
Tak perlu kauperang lagi, tak berarti apapun juga

Ikutlah Panglima sebagai guru
Ikutlah Abu dan Paduka

Jika masih melangkah, berhentilah, Din!

---

Surat Jin kepada Din

Pulanglah, Din!

---

Nyanyian Pacar Senator

Setelah tahun berganti
dalam menanti yang sulit
lekas bisiklah, Sayang
lirik kata menghibur, bisik sekali saja

agar rakyat tertidur
sekali ini saja

---

Catatan-tatatan April 2015