Novel-Novel Lamaku, Gimana ya?
"Percikan Darah di Bunga" (Basabasi, 2017) adalah novel pertamaku yang memenangkan sayembara novel FLP. Novel remaja yang rupanya juga diminati pembaca dewasa. Sekalipun genre remaja dewasa, nilai sejarahnya bisa membuka mata banyak orang. Selanjutnya, aku menulis Meutia Lon Sayang (Mizan), Rumah di Pinggang Bukit (Mizan), Si Jelita di Tengah Kota (Intermasa), dan Gadis Biasa (Intermasa).
Kini buku-buku itu tidak beredar lagi di pasaran. Saya berpikir, buku-buku itu masih sangat cocok menjadi bacaan remaja muda dan remaja dewasa, tapi apakah ada yang minat. Sebab, selama ini yang selalu menanyakan buku-buku itu hanya mahasiswa untuk kepentingan penelitian. Saya bilang, jangankan di pasar, satu pun tak ada lagi tersisa di rumah saya. Ada yang minta izin untuk cetak ulang 10 eks dengan tawaran satu juta. Saya menolak. Takut disalah-gunakan.
Seandainya minat pasar bagus, saya ingin menerbitkan ulang. Namun, bingung, penerbit mana yang tertarik. Beberapa pembaca, masih mengenang kisah novel-novel yang saya tulis selagi saya masih sangat muda itu. Bahkan, mereka masih suka cerita buku-buku itu, sekalipun sudah banyak novel serius yang lahir. Inilah yang membuat saya kembali terpikirkan naskah-naskah buku lama itu, yang bila diterbitkan ulang dengan cover baru tentunya akan menemukan kesegaran baru dan menarik mintat pembaca remaja muda dan remaja dewasa.
Kira-kira gimana pendapat kamu? Atau adakah saran dan masukan-masukan?
Terima kasih atas minat, perhatian, dan cinta teman-teman kepada kisah-kisah yang saya tuliskan. Salam.
Hello, as a member of @steemdunk you have received a free courtesy boost! Steemdunk is an automated curation platform that is easy to use and built for the community. Join us at https://steemdunk.xyz
Upvote this comment to support the bot and increase your future rewards!