Jembatan Pinto Ie Pante Lhong "Anno 1916, Verlaging Drempel 10-11-1930"

bahasa

Jembatan Pinto Ie Pante Lhong "Anno 1916, Verlaging Drempel 10-11-1930"

"Anno 1916, Verlaging Drempel 10-11-1930" adalah tulisan di dinding Pintu Air dalam bahasa lokal masyarakat menyebutnya "Pinto Ie" dan karena berada di kampung saya Pante Lhong Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen - Aceh, maka namanya sangat terkenal dengan "Pinto Ie Pante Lhong".

Pada tahun itu 1916-1930, Bangsa Aceh dalam Pemerintahan Kolonial Belanda atau sebelum Indonesia merdeka ditahun 1945. Kedua kalimat atau suku kata pada dinding tersebut tentunya mengarah kepada tahun pembuatan dan selesai dibangun.

Maksud tulisan Anno 1916 tersebut tidak terdapat dalam pembendaharaan kata-kata Belanda dan oleh Google translator di identifikasi kata "Anno 1916" ke dalam bahasa Italy yang berarti "Tahun 1916".

Sedangkan untuk kata "Verlaging Drempel 10-11-1930" berasal dari bahasa Belanda yang bermakna "Ambang Batas 10-11-1930".

Pintu air tersebut sudah lama tidak berfungsi semenjak batu-batu yang membendung sungai Krueng Peusangan jebol namun pintu air masih bisa digunakan sebagai jembatan lalu lintas masyarakat.

Saya mengingatnya pintu air berfungsi ketika saya masih kecil ditahun 1990. Waktu itu tempat tersebut juga menjadi objek wisata lokal dengan kuliner rujak dan panorama sungai dan saya bersama teman-teman kecil sering memancing ikan disana.

Lokasi wisata lokal yang oleh masyarakat umum menyebutnya "Pinto Ie Pante Lhong" menjadi sasaran wisatawan lokal untuk berakhir pekan dan tentunya sambil menikmati kuliner Rujak atau "Lincah" yang dalam bahasa lokal.

Itu juga masih dalam ingatan saya ditahun 1998, saat itu eskali konflik dan kontak tembak semakin meningkat antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) maka objek wisata tersebut ditutup untuk umum. Saat itu saya sudah remaja.

Pasca tahun 2007 setelah peristiwa Gempa dan Tsunami terjadi akhir tahun 2004 dan selang setahun kemudian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berdamai dengan Pemerintah Republik Indonesia, sesuatu juga terjadi pada pintu air.

Oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab telah memotong semua besi tua di pintu air sehingga tidak menyisakan lagi penahan sisi kiri dan kanan jembatan, tentunya sangat bahaya untuk dilintasi apabila tidak hati-hati karena kedua sisi jurangnya sangat curam dan dalam ke dasar tanah.

Kini, diawal tahun kepemimpinan saya sebagai kepala desa Pante Lhong, menjadi prioritas merehab bangunan tua tersebut terutama membuat pengaman sisi kiri dan kanan juga jalannya di aspal sebagai keamanan dan kenyamanan aktifitas masyarakat yang berlalu lalang melalui jembatan tersebut.

Saya mengharapkan dengan selesainya pembangunan keduanya maka lokasi yang kini dipenuhi belukar nantinya bisa mendatangkan investor lokal untuk memulai peluang usaha ekonomi baru.

Salam Pembangunan
Salam @murizalpangeran

in english

Pinto Ie Pante Lhong Bridge "Anno 1916, Verlaging Drempel 10-11-1930"

"Anno 1916, Verlaging Drempel 10-11-1930" is a writing on the walls of the Door of Water in the local language the community calls it "Pinto Ie" and because it is in my village Pante Lhong Peusangan Sub-district Bireuen District - Aceh, its name is very famous for "Pinto Ie Pante Lhong ".

In that year 1916-1930, the Aceh Nation in the Dutch Colonial Government or before Indonesia became independent in 1945. Both sentences or syllables on the wall must lead to the year of manufacture and completion.

The meaning of Anno 1916's writing is not found in the vocabulary of Dutch words and by Google translator in the identification of the word "Anno 1916" into Italian which means "Year 1916".

As for the word "Verlaging Drempel 10-11-1930" comes from the Dutch language meaning "Threshold Limit 10-11-1930".

The water gate has not functioned since the stones that stem the Krueng Peusangan river are broken but the gate can still be used as a public traffic bridge.

I remember it working when I was a kid in 1990. At that time it also became a local tourist attraction with culinary rujak and river panorama and I with my friends often fish there.

Local tourist sites that the public call it "Pinto Ie Pante Lhong" are targeted by local tourists for the weekend and of course while enjoying Mix Fruit juicer or "Lincah" cuisine in the local language.

It is also still in my mind in 1998, when the escalation of conflict and firefight increased between the Government of the Republic of Indonesia and the Free Aceh Movement (Gerakan Aceh Merdeka, GAM), the object was closed to the public. I was a teenager then.

Post-2007 after the earthquake and tsunami occurred at the end of 2004 and a year later the Free Aceh Movement (GAM) was at peace with the Government of the Republic of Indonesia, something also happened at the water gate.

By irresponsible elements have cut all the scrap metal in the water gate so as not to leave again the retaining of the left and right side of the bridge, it is very dangerous to cross if not careful because both sides of the jury is very steep and deep to the bottom of the ground.

Now, at the beginning of my leadership year as the head of Pante Lhong village, the priority of the rehabilitation of the old building is mainly to make the left and right side safeguards as well as the road on the asphalt as the security and comfort of the community activities passing through the bridge.

I expect with the completion of both development then the location that is now filled with shrubs will be able to bring local investors to start a new economic business opportunities.

Greeting Development
Regards @murizalpangeran

Foto Location at
[//]:# (!steemitworldmap 5.184773 lat 96.805084 long Pinto Ie Pante Lhong Bridge d3scr)