Berawal dari "Oase Ramadan" Berakhir sebagai "Ramadan Orang Awam"
Saya dan Hayat mengapit salah satu teman yang membeli karya kami, Nia Robbie.
Ramadan 1439 Hijriah tahun lalu saya merasa gembira dan sangat bersemangat karena bisa berkolaborasi dengan @hayatullahpasee dan dalam proyek Oase Ramadan. Saya masih ingat ketika kami berembug ide untuk membuat desain Oase Ramadan. Hayat melakukannya dalam waktu yang sangat singkat karena Ramadan telah tiba. Hasilnya, saya sangat suka. Bentuknya seperti di bawah ini:
Desain Oase Ramadan hasil karya Hayat
Setelah beberapa malam, @riopauleta lantas minta bergabung dalam proyek ini. Jadilah kami bertiga berlomba-lomba dalam memainkan ide untuk menghasilkan one day one post. Temanya cenderung bebas, yang penting dalam sehari tetap harus ada tulisan. Kami (saya) pun memeras otak memikirkan ide-ide apa yang bisa dieksekusi menjadi teks.
Setahun berlalu, Ramadan kembali tiba. Saya bersyukur sebab masih diberi umur oleh Allah untuk menikmati Ramadan 1440 Hijriah/2019 Masehi. Di malam-malam terakhir Ramadan ini saya memohon supaya Allah memanjangkan usia saya, agar bisa bertemu dengan Ramadan berikutnya. Bisa mewujudkan impian terbesar saya menunaikan haji ke Baitullah. Impian seluruh umat Islam di dunia.
Namun, kali ini juga ada yang membuat saya bahagia. Walaupun Ramadan kali ini tak ada proyek serupa Oase Ramadan, tetapi kami memiliki proyek yang lebih besar lagi. Beberapa waktu sebelum memasuki Ramadan, kami tercetus ide untuk membukukan tulisan-tulisan sebelumnya yang masih tersimpan di sini.
Desain sampul hasil karya Hayat
Kami pun mengumpulkan tulisan-tulisan yang menurut kami patut, melakukan swasunting, dan sudah jadi naskah. Hayat --yang kini punya keahlian baru yakni mendesain--lantas membuat desain sampul yang hasilnya sangat manis. Itulah embrio yang beberapa waktu setelahnya menjadi buku Ramadan Orang Awam.
Lalu kami menemui pemilik Bandar Publishing dan menawarkan naskah tersebut. Kami bersyukur karena pemilik Bandar, Mukhlisuddin Ilyas, tertarik dengan naskah kami. Dan... dua pekan setelah kami mengirimkan naskah, embrio itu pun menjadi sebuah buku. Karya yang bisa kami lihat, raba, dan timang-timang. :-D
Ada kebahagiaan tersendiri bagi kami, khususnya saya. Sensasi memiliki karya dalam bentuk buku itu rasanya sungguh luar biasa. Sekarang pahamlah saya, mengapa orang yang doyan menulis pasti akan ketagihan menulis, dan orang yang sudah terbiasa memiliki karya dalam bentuk buku akan selalu tertantang untuk berkarya lagi, lagi, dan lagi. Dan yang lebih membahagiakan lagi, respons dan apresiasi dari teman-teman ternyata juga sangat luar biasa.
Ramadan Orang Awam sudah sampai ke Lapas Anak
Kami merasakan betul bagaimana menjadi bidan di balik kelahiran buku Ramadan Orang Awam. Semua prosesnya kami lakukan sendiri, kecuali layouting dan mencetak. Mulai dari mengumpulkan naskah, menyunting, melobi penerbit, membuat desain, setelah bukunya jadi kami juga melakukan promosi hingga bertugas sebagai tukang antar. Pokoknya seru dan sangat menantang.
Sekadar berbagi, barangkali ada teman-teman di sini yang terlewatkan cerita kami tahun lalu dan ingin menikmati karya kami dalam bentuk buku, boleh mengontak saya di 085276081046 untuk mendapatkannya. ;-)