Memaknai "Apam" dalam konteks kekinian
"Apam" di Aceh termasuk makanan tradisional yang masih eksis, bahkan makanan ini multi kegunaan, ada yang digunakan untuk sajian makanan ringan, sajian denda atau sanksi adat, dan sajian untuk memperingati hari-hari tertentu yang dianggap lebih dan bermanfaat.
Yang jelas "apam" itu makanan yang enak dan disukai oleh semua kalangan, bahkan lintas generasi. Namun entah kenapa, akhir-akhir ini "apam" dimaknai kepada makna negatif, yaitu "...." yang dihidangkan oleh seorang wanita bukan untuk lelaki yang sah (suami) nya.
Awalnya pergeseran makna "apam" ini saya lihat setelah maraknya kasus prostitusi online di Aceh. Sebahagian judul berita menggunakan kata-kata "apam" dalam mengulas berita aktifitas pekerja seks komersial itu.
Pergeseran makna "apam" ini tetntunya akan berbahaya dalam hal mewariskan kosa kata bahasa Aceh. Jangan-jangan kalau keseringan kata-kata "apam" diperuntukkan kepada makna yang negatif, nantinya semua orang saat mendengarkan kata-kata "apam" tidak lagi terbayang kepada salah satu makanan tradisional Aceh, namun langsung teringat kepada makna yang negatif. sekian.
Salam steemian @ismuel
Apam akan kehilangan makna aslinya. Ini diakibatkan oleh "ulok-ulok" kita sendiri. Apalagi tidak ada yang mengingatkan bahwa sebenarnya Apam yang ini berbeda jauh maknanya dengn "Apam" yg itu. Untung saja masih ada @ismuel yang mengingatkan kita.
Ha.a.a.a.a...itu hanya kegelisahan saya saja. Tapi seharusnya kita jaga makna setiap kata bahasa kita yang sangat sopan santun diwariskan oleh moyang kita.
Yang merah kayaknya lebih lezat tgk @ismuel :D
Yang bek terbayang yang kon2...bahayya. ha.a.a.a.a.