Makhluk Mitologis dalam Cerita Rakyat Kuno
Dunia ini penuh dengan cerita tentang makhluk mitos, binatang legendaris, dan makhluk supranatural. Selama ribuan tahun, manusia memasukkan makhluk mitos dalam cerita, nyanyian, dan karya seni. Sementara asal muasal makhluk luar biasa ini beragam, dan sering diperdebatkan, mereka telah memainkan peran penting dalam masyarakat manusia, dan telah berfungsi untuk merangsang imajinasi dan hasrat yang tertanam dalam kodrat manusia untuk mengalami lebih dari sekedar dunia fisik ini.
Mari kita mulai perjalanan ke dunia yang menakjubkan ini:
Kraken
Menurut mitologi Skandinavia, Kraken adalah makhluk laut raksasa yang menyerang kapal. Kraken pertama kali disebutkan di Örvar-Oddr, sebuah kisah Islandia abad ke-13 yang melibatkan dua monster laut, Hafgufa (kabut laut) dan Lyngbakr. Hafgufa inilah yang kemungkinan besar menjadi referensi bagi keberadaan Kraken. Keberadaan Kraken bahkan diakui dalam teks ilmiah, termasuk edisi pertama Systema Naturae [1735], klasifikasi taksonomi organisme hidup oleh ahli botani, dokter, dan zoologi Swedia bernama Carolus Linnaeus. Dia mengklasifikasikan Kraken sebagai cephalopoda, menunjuk nama ilmiah Microcosmus marinus. Meskipun kemudian ada yang menyatakan bahwa Kraken dihilangkan dari edisi selanjutnya dari Systema Naturae, Linnaeus menggambarkan Kraken dalam karya terakhirnya sebagai “monster unik” yang “menghuni laut Norwegia”. Para sejarawan yakin bahwa hadirnya Kraken diinspirasi dari penampakan cumi-cumi raksasa sepanjang 18 meter.Grendel, binatang dari Hrothgar
Beowulf adalah puisi epik heroik Inggris Kuno yang ada di Skandinavia dan dikutip sebagai salah satu karya sastra Anglo-Saxon yang paling penting sepanjang masa. Tertanggal antara abad 8 dan awal abad ke-11, puisi epik ini bercerita tentang Beowulf, pahlawan besar yang datang membantu Hroðgar, raja Denmark, dengan mengalahkan seekor binatang yang dikenal sebagai Grendel yang telah meneror aula dan mengancam seluruh kerajaan. Penelitian arkeologi telah memverifikasi bahwa aula besar yang dibangun oleh Hroðgar memang ada, dan terletak di ibukota kerajaan paling awal negara itu, Lejre, 37 mil sebelah barat Kopenhagen modern. Diduga pada awalnya Grendel (yang berarti secara harfiah 'penghancur') adalah kiasan yang melambangkan roh jahat yang bertanggung jawab atas penyakit dan kematian.Kappa
Dalam cerita rakyat Jepang kuno, Kappa adalah setan air yang mendiami sungai dan danau dan melahap anak-anak kecil yang tidak patuh. Kappa, sebuah kata yang berarti 'anak sungai', biasanya digambarkan sebagai makhluk dengan tubuh kura-kura, paruh, dan anggota badan kodok, dan memiliki cekungan berisi air di atas kepalanya. Pada dasarnya mereka adalah makhluk air, namun terkadang juga pergi ke darat. Menurut legenda, cekungan diatas kepalanya itu harus tetap basah saat Kappa keluar dari air, atau dia akan kehilangan kekuatannya. Kappa adalah salah satu legenda rakyat paling terkenal di Jepang dan banyak yang percaya bahwa makhluk mitos itu benar. Hingga kini beberapa danau Jepang masih meuliskan tanda peringatan akan bahaya kehadiran Kappa.Legenda Nian
Menurut cerita dan legenda, awal Tahun Baru Imlek dimulai dengan perang melawan seekor binatang mitos bernama Nian, yang memiliki tubuh seekor banteng dan kepala seekor singa. Disebutkan bahwa Nian adalah binatang buas yang hidup di pegunungan dan berburu untuk mencari mangsa. Menjelang akhir musim dingin ketika tidak ada yang bisa dimakan, Nian akan datang pada hari pertama Tahun Baru ke desa untuk makan ternak, tanaman pangan, dan bahkan penduduk desa, terutama anak-anak. Untuk melindungi diri mereka sendiri, penduduk desa akan menaruh makanan di depan pintu mereka di awal setiap tahun. Dipercaya bahwa setelah Nian makan makanan yang mereka siapkan, dia tidak akan menyerang orang lain lagi. Penduduk desa hidup dalam teror sepanjang musim dingin. Namun seiring dengan waktu mereka mengetahui bahwa Nian yang ganas itu ternyata takut pada tiga hal: warna merah, api, dan kebisingan. Jadi ketika Tahun Baru akan segera tiba, penduduk desa akan menggantungkan lentera merah dan gulungan kertas merah pada jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan petasan untuk menakut-nakuti Nian. Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang ke desa lagi.
Menurut legenda, Nian akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang pendeta Tao kuno, dan Nian berubah menjadi gunung Hongjun Laozu. Setelah Nian ditangkap setiap orang mengadakan perayaan besar, dan ritual pengusirannya diulang tahun berikutnya. Selanjutnya ritual diturunkan dari generasi ke generasi dan menjadi kebiasaan merayakan Tahun Baru dengan petasan, kebisingan, dan warna merah.
Sumber: www.ancient-origins.net
Congratulations @indragunsong! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @indragunsong! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!