Pertarungan Emas dengan Bitcoin Sebagai Aset Strategis

Sepanjang sejarah manusia, emas dipandang sebagai aset investasi yang bernilai strategis. Namun, setelah kehadiran Bitcoin sebagai cryptocurreny pertama pada tahun 2009, pandangan tersebut tak dapat dipungkiri memang agak sedikit bergeser.Kini, beberapa orang dari berbagai penjuru dunia mulai berpikir bahwa lebih baik investasi Bitcoin ataupun koin kripto lainnya dibandingkan emas. Khususnya, bagi sebagian generasi millenial dari berbagai penjuru dunia

Untuk memperkenalkan uang kripto ciptaan sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto ini ke seluruh dunia, Greyscale yang merupakan perusahaan yang bergerak di dalam bidang aset investasi cryptocurrency, melakukan kampanye secara global. Perusahaan ini ingin memperkenalkan Bitcoin sebagai aset yang sesungguhnya dapat menggantikan emas. Menekankan argumen bahwa emas memang aset yang strategis. Namun, saat ini, manusia hidup di zaman teknologi canggih. Karenanya, tak ada salahnya bila manusia mulai percaya kepada teknologi. Silbert pun menekankan argumen juga bahwa Bitcoin yang pada awalnya dipandang sangat tak bernilai kini nilainya benar-benar menjadi begitu meroket. Silbert pun yakin juga bahwa masa depan Bitcoin akan benar-benar cerah dibandingkan koin kripto lainnya

Tak lantas, kampanye ini berjalan dengan begitu mudah dan tak ada musuhnya sama sekali. Kampanye Grayscale tersebut ditentang keras oleh World Gold Council (WGC). Adam Perlaky yang menjabat manajer investasi WGC menuturkan bahwa cryptocurrency bagaimana pun tak akan benar-benar mampu menggantikan emas seutuhnya. Meskipun teknologi ini memang menjanjikan secara keseluruhan. Perlaky pun menuturkan bahwa harga emas jauh lebih stabil dan dikelola berdasarkan aturan yang jelas. Karenanya, sesunggunya lebih layak menjadi aset investasi dibandingkan aset kripto. Dan juga, emas sesungguhnya jauh lebih bernilai.

Silbert pun secara tegas menyatakan bahwa era pertempuran antara Bitcoin dengan emas untuk menjadi yang aset terbaik telah dimulai. Pernyataan ini tentunya memang tak dapat terlepas dari tujuan bisnis untuk menjual aset kripto. Namun, terlepas dari pernyataan tersebut, memang bisa saja aset kripto akan benar-benar mampu melenyapkan emas sebagai aset pada masa mendatang. Silbert pun mengutarakan bahwa koin kripto berlogo huruf B dengan dua garis vertikal ini sesungguhnya ‘serupa’ dengan emas. Menyebutkan juga bahwa koin kripto ini sesungguhnya versi emas lainnya yang masih berusia muda. Dalam pandangannya, koin kripto ini pun akan menjadi alat pembayaran yang mudah, aman, dan cepat digunakan. Ia pun memandang bahwa Bitcoin akan ter integrasi ke dalam sistem pembayaran

Peter Schiff, seorang investor emas terkemuka, mengkritik tajam Bitcoin. Dalam konferensi SALT (SkyBridge Alternative) 2019, ia menyebutkan bahwa pemilik Bitcoin sebagai sekelompok orang yang kurang cerdas. Ia pun mengibaratkan pemiliknya anak-anak yang sekali tak berpengalaman. Tak segan juga mengutarakan bahwa koin kripto tersebut sama sekali tak ada nilainya. Konferensi tersebut mengkaji isu terhangat seputar ekonomi dunia.

Menjelang akhir tahun 2017, nilai per keping Bitcoin memang meroket hingga 20.000 USD. Namun, setelahnya, mulai menurun drastis. Dalam kuarter pertama tahun 2019, di bawah 4000 USD per koin. Kini, setelah memasuki kuarter kedua, nilainya mulai kembali merangkak. Memang, sangat menarik untuk terus menyimak dan mengikuti perkembangan pertempuran keduanya. Nah, apakah Bitcoin akan mampu mengalahkan emas sebagai aset strategis yang akan menjadi primadona publuk dunia pada masa mendatang? Ataukah pada akhirnya tak mampu mengalahkannya? Kita tunggu saja perkembangannya untuk mengetahui siapakah yang akan jadi pemenangnya...

Referensi:
https://coinfomania.com/the-battle-between-gold-and-bitcoin/
https://www.ccn.com/bitcoin-buyers-are-dumb-inexperienced-kids-gold-investor-slams-crypto
https://ambcrypto.com/bitcoin-btc-does-everything-that-gold-used-to-do-claims-grayscale-investments-ceo/

Gambar: pixabay.com