Bank Sentral Cina mengumumkan pelarangan perdagangan uang kripto

in #bitcoin7 years ago

September tahun lalu, Bank Sentral Cina mengumumkan pelarangan perdagangan uang kripto. Ia dianggap sebagai “praktik penggalangan dana ilegal”. Hampir persis sama seperti di Indonesia, yang konstitusinya tidak mengizinkan uang kripto sebagai alat pembayaran, tapi keberadaannya tidak dilarang.

Namun, tetap saja, keputusan bank sentral Cina itu berdampak pada performa Bitcoin dan Etherum—dua uang kripto paling banyak penggunaannya di Cina—yang harganya langsung merosot.

Di saat yang sama, harga OneCoin—uang kripto ciptaan perusahaan teknologi Xunlei—justru terus meroket. Sejak diluncurkan pertengahan Oktober kemarin, seperti dilansir Quartz, harga OneCoin melonjak hingga 80 kali hanya dalam dua bulan pertamanya. Meski penggunaannya masih terbatas untuk produk-produk Xunlei saja, OneCoin tetap berhasil membawa saham Xunlei jadi performa paling baik di Nasdaq sepanjang 2017 kemarin.

Pada dasarnya, OneCoin atau biasa disebut Wankebi, adalah uang kripto hasil teknologi Blockchain yang diproduksi oleh Xunlei. Pada Agustus tahun lalu, perusahaan pengunduh torrent itu mengumumkan akan menjadi perusahaan Blockchain yang kemudian meluncurkan OneCloud—teknologi awan yang dijual reguler untuk masyarakat Cina.

Baca juga: Blockchain, Teknologi yang Awalnya Membuat Takut Bank

Awalnya, OneCoin adalah hadiah cuma-cuma yang diberikan pada para pembeli OneCloud. Bisa digunakan untuk membeli layanan tambahan yang disediakan Xunlei—misalnya, penyimpanan ekstra untuk OneCloud atau kecepatan tambahan untuk piranti pengunduh torrent-nya.

Pasar Cina yang besar, dengan jumlah penduduknya yang masih terbesar sedunia, membuat perkembangan penjualan OneCloud dari Xunlei terus meningkat. Membuat jumlah OneCoin juga terus meningkat. Catatan Quartz, ada sekiranya 1,6 juta OneCoin yang diperebutkan tiap 24 jam.

Satu OneCloud kabarnya dijual lima kali lipat dari harga aslinya, menjadi sekitar 2.000 Yuan per unit. Sementara ada sekitar lebih dari 24 juta orang yang sudah memesan perangkat itu di situs Xunlei.

Masih Kontroversi

Meski didesain serupa Bitcoin, Xunlei tidak mempublikasikan kode OneCoin sebagaimana Bitcoin ataupun Etherum yang sumbernya transparan bagi siapa saja.

OneCoin dijalankan dengan teknologi Blockchain yang private. Hal ini membuat penggemar uang kripto bertanya-tanya tentang nasib OneCoin ke depannya. Kenaikan harganya yang juga terjadi dalam waktu singkat, adalah faktor lain yang juga mengundang sikap kritis dari para pengamat.

Baca juga: Bitcoin: Emas atau Batu Akik Digital?

Mengapa Bitcoin dan uang kripto lainnya dilarang di Cina, tapi di saat bersamaan OneCoin justru hadir menggantikannya?

“Wankebi adalah jenis aset digital dan bisanya digunakan untuk properti perusahaan internet (kami), dan tidak bisa diperdagangkan dalam bentuk platform transaksi lain,” jelas Xunlei menegaskan posisinya dalam pernyataan yang dibuat di situs mereka.

“Distribusi OneCoin terbatas pada insentif penambangan, biaya operasional dan insentif untuk para pendiri, bukan ICO,” perusahaan itu menambahkan, seperti dikutip dari Reuters dan YiCai Global.

ICO adalah singkatan dari initial coin offerings (ICO), istilah yang digunakan untuk menjelaskan mekanisme sebuah perusahaan meluncurkan token koin kripto di pasar. Agar bisa digunakan lebih banyak lagi pembeli. Semacam istilah initial public offering (IPO) di dunia pasar saham.

Baca juga: Bitcoin, Emas Digital yang Tidak Ramah Lingkungan

Namun, tidak begitu bagi Yang Dong, ahli hukum dari Renmin Law School yang juga pengamat uang kripto. Menurutnya, koin digital dari perusahaan teknologi itu masih bisa diperdagangkan di pasar sekunder.

Sort:  

Hai, hello @ismainur! Artikel yang bagus ini.. sudah kami upvote yaa.. 😄

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.19
JST 0.033
BTC 88885.90
ETH 3279.02
USDT 1.00
SBD 2.99