Diary game season n04 April:06:19
Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa," niscaya Kami ampuni kesalahan- kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang- orang yang berbuat baik.
(Al-Qur'an.s.Albaqarah.58)
Tafsir Ibnu Katsir.
Allah berfirman mencela mereka karena mereka membangkang, tidak mau berjihad dan tidak mau memasuki Tanah Suci Baitul Maqdis, yaitu ketika mereka baru tiba dari negeri Mesir bersama Nabi Musa Mereka diperintahkan memasuki Tanah Suci Baitul Maqdis yang merupakan tanah warisan dari Israil, leluhur mereka. Mereka diperintahkan memerangi orang- orang Amaliqah yang kafir yang ada di dalamnya. Tetapi mereka membangkang, tidak mau memerangi mereka; dan mereka menjadi lemah dan patah semangat (pengecut). Maka Allah menyesatkan mereka di Padang Sahara tandus sebagai hukuman buat mereka, seperti yang dijelaskan di dalam surat Al- Maidah (Al- Maidah, [5:26]).
¬Karena itu, menurut pendapat yang paling sahih di antara dua pendapat, tanah yang dimaksudkan adalah Baitul Maqdis; seperti yang dinaskan oleh As- Saddi, Ar- Rabi¦ ibnu Anas, Qatadah, Abu Muslim Al- Asfahani serta yang lainnya. Allahﷻ telah berfirman mengisahkan ucapan Musa, yaitu:
يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan oleh Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang. (Al- Maidah, [5:21])
¬Menurut ulama tafsir lainnya, tanah suci tersebut adalah Ariha. Pendapat ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid, tetapi jauh dari kebenaran, mengingat Ariha bukan tujuan perjalanan mereka, melainkan yang mereka tuju adalah Baitul Maqdis.
¬Pendapat lain yang lebih jauh lagi dari kebenaran adalah yang mengatakan bahwa negeri tersebut adalah negeri Mesir, seperti yang diriwayatkan oleh Ar- Razi di dalam kitab tafsirnya.
¬Pendapat yang benar adalah pendapat pertama tadi, yaitu yang mengatakan Baitul Maqdis. Hal ini terjadi ketika mereka keluar dari Padang Sahara sesudah tersesat selama empat puluh tahun bersama Yusya¦ bin Nun Kemudian Allah memberikan kemenangan kepada mereka atas Baitul Maqdis pada sore hari Jumat. Pada hari itu perjalanan matahari ditahan (oleh Allah) selama sesaat hingga mereka beroleh kemenangan. Setelah mereka beroleh kemenangan, maka Allah memerintahkan mereka untuk memasuki pintu gerbang Baitul Maqdis seraya bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkan- Nya kepada mereka berupa kemenangan dan pertolongan, hingga negeri mereka dapat direbut dari tangan musuh dan mereka diselamatkan dari Padang Sahara dan tersesat jalan di dalamnya.
¬Al- Aufi di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas£ yang mengatakan sehubungan dengan firman- Nya: Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud. (Al- Baqarah, [2:58]) Makna yang dimaksud ialah sambil rukuk.
¬Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az- Zubairi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al- A¦masy, dari Al- Minhal ibnu Amr, dari Sa¦id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas£ sehubungan dengan makna firman- Nya: Dan masukilah pintu gerbangnya sambil sujud. (Al- Baqarah, [2:58]) Yakni sambil membungkuk rukuk melalui pintu yang kecil.
¬Imam Hakim meriwayatkan hadis ini melalui hadis Sufyan dengan lafaz yang sama. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui hadis Sufyan, yakni As- Sauri dengan lafaz yang sama, hanya di dalam riwayatnya ditambahkan, ¤Maka mereka memasukinya dengan mengesotkan pantat mereka ke tanah.‡
¬Al- Hasan Al- Basri mengatakan bahwa mereka diperintahkan bersujud pada wajah mereka ketika memasukinya. Akan tetapi, pendapat ini dinilai jauh dari kebenaran oleh Ar- Razi.
¬Telah diriwayatkan dari sebagian mereka bahwa makna yang di- maksud dengan bersujud dalam ayat ini ialah tunduk, mengingat sulit untuk diartikan menurut hakikatnya.
¬Khasif meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa pintu tersebut letaknya berhadapan dengan arah kiblat.
¬Ibnu Abbas, Mujahid, As- Saddi, Qatadah, dan Ad- Dahhak mengatakan bahwa Babul Hittah adalah salah satu pintu gerbang masuk ke kota Eliya Baitul Maqdis.
¬Ar- Razi meriwayatkan dari sebagian ulama, bahwa yang dimaksud dengan pintu tersebut ialah salah satu dari arah kiblat.
¬Khasif mengatakan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa mereka lalu memasukinya dengan cara miring pada lambung mereka.
¬As- Saddi meriwayatkan dari Abu Sa¦id Al- Azdi, dari Abul Kanud, dari Abdullah ibnu Mas¦ud. Dikatakan kepada mereka, Masuklah kalian ke pintu gerbangnya dengan bersujud. (Al- Baqarah, [2:58]) Ternyata mereka memasukinya dengan menengadahkan kepala mereka, bertentangan dengan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Firman Allahﷻ:
وَقُوْلُوْا حِطَّةٌ
dan katakanlah, ¤Bebaskanlah kami dari dosa.‡ (Al- Baqarah, [2:58])
¬Menurut Imam Sauri, dari Al- A¦masy, dari Al- Minhal, dari Sa¦id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubungan dengan makna lafaz hiththah, artinya ialah ampunilah dosa- dosa kami.
¬Diriwayatkan dari Ata, Al- Hasan, Qatadah, dan Ar- Rabi¦ ibnu Anas hal yang semisal.
¬Menurut Ad- Dahhak, dari Ibnu Abbas, makna kalimat qūlū hiththah ialah ucapkanlah oleh kalian bahwa perkara ini adalah perkara yang hak seperti apa yang diperintahkan kepada kalian!
¬Menurut Ikrimah, maknanya ialah ucapkanlah oleh kalian, ¤Lā ilāha illallāh.‡
¬Al- Auza¦i meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas pernah berkirim surat kepada seseorang yang tidak ia sebutkan namanya. Ia menanyakan tentang makna firman- Nya, qūlū hiththah. Lelaki itu menjawab suratnya yang isinya mengatakan bahwa makna kalimat tersebut ialah ¦akuilah oleh kalian dosa- dosa kalian¦.
¬Al- Hasan dan Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah gugurkanlah dari kami dosa- dosa kami.
نَغْفِرْ لَكُمْ خَطٰيٰكُمْ وَسَنَزِيْدُ الْمُحْسِنِيْنَ
niscaya Kami ampuni kesalahan- kesalahan kalian. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang- orang yang berbuat baik. (Al- Baqarah, [2:58])
¬Ayat ini merupakan jawab amar- nya. Dengan kata lain, apabila kalian mengerjakan apa yang Kami perintahkan kepada kalian, niscaya Kami ampuni dosa- dosa kalian dan akan Kami lipat gandakan pahala kebaikan bagi kalian.
¬Pada kesimpulannya dapat dikatakan bahwa mereka diperintahkan untuk berendah diri kepada Allahﷻ di saat mereka beroleh kemenangan, hal tersebut direalisasikan dalam bentuk perbuatan dan ucapan. Hendaknya mereka mengakui semua dosa mereka serta memohon ampun kepada Allah atas dosa- dosa tersebut, bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat- Nya saat itu, dan bersegera melakukan perbuatan- perbuatan yang disukai oleh Allahﷻ, sebagaimana yang dinyatakan di dalam firman- Nya:
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong- bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada- Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat. (An- Nasr, [110:1]- [110:3])
¬Sebagian sahabat menafsirkan banyak berzikir dan memohon ampun bila beroleh kemenangan dan pertolongan. Akan tetapi, Ibnu Abbas£ menafsirkannya sebagai ucapan belasungkawa kepada Nabiﷺ yang menandakan bahwa ajal beliau telah dekat, dan penafsiran ini diakui oleh Khalifah Umar£ Tetapi tidaklah bertentangan bila ditafsirkan bahwa Allahﷻ memerintahkan hal tersebut bila kaum muslim beroleh kemenangan dan pertolongan Allah serta manusia berbondong- bondong memasuki agama Allahﷻ Ayat ini juga merupakan belasungkawa kepada roh Nabiﷺ yang sudah dekat saat wafatnya. Karena itu, tampak Rasulﷺ begitu rendah diri sekali di saat beroleh kemenangan.
¬Disebutkan dalam suatu riwayat, ketika Nabiﷺ berhasil memperoleh kemenangan atas kota Mekah, beliau memasukinya dari celah yang tertinggi; sedangkan beliau tampak benar- benar penuh dengan rasa rendah diri kepada Tuhannya, sehingga disebutkan bahwa janggut beliau benar- benar menyentuh pelana bagian depannya sebagai tanda syukur kepada Allahﷻ atas karunia tersebut. Kemudian ketika memasuki kota Mekah, beliau langsung mandi (dan wudu), lalu salat delapan rakaat; hal itu dilakukannya di waktu duha.
¬Maka sebagian ulama mengatakan bahwa salat tersebut adalah salat duha, sedangkan sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa salat tersebut adalah salat kemenangan. Untuk itu, imam dan amir - bila beroleh kemenangan atas suatu negeri- disunatkan salat sebanyak delapan rakaat di negeri tersebut pada permulaan dia memasukinya, seperti yang dilakukan oleh Sa¦d ibnu Abu Waqqas£ ketika memasuki kota Iwan Kisra. Dia salat delapan rakaat di dalamnya.
¬Menurut pendapat yang sahih, dalam salatnya itu hendaklah dilakukan salam pada setiap dua rakaatnya sebagai pemisah. Menurut pendapat lain, salat dilakukan hanya dengan sekali salam untuk seluruh rakaatnya
Diary game season ini saya selalu menjelang nya pagi mengulang terus semua ayat Alquran mulai dari surat pertama di dalam Alquran nulkarim. Ketahui lah dengan membaca semua memberikan manfaat bagi kita dan di berikan faham oleh Allah dengan mendalami nya di tempat para ahli tafsir ditempat pengajian
Selanjutnya saya ada kegiatan pertemuan acara silaturahmi dan doa bersama di Makam Sultan Malikussaleh di Gedung.
Doa bersama ini di adakan oleh Gerakan Aceh Merdeka terkumpul nya seluruh para tinggi GAM Ex Tripoli Libya dan seluruh jajaran
Kegiatan ini di bantu juga oleh pihak keamanan TNI polri siap tempur perlengkapan lengkap demi sukses terselenggarakan acara Zikir di Makam Sultan Malikussaleh.
Inilah sebuah rancangan yang di lakukan untuk pemersatu bangsa di dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang akan kita sambut bersama.
Sahabat steemsea kita selalu positif menjalankan kegiatan, supaya dapat tercipta nya kedamaian yang sangat sukar di dapatkan, ini merupakan anugerah Allah, dengan ini kita bersama menjaga dengan adab dan martabat, kita dapat memulai dan mengakhiri dengan cerdik dan akhlaq mulia.