Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal dapat menggangu fungsi nefron, dan bila sejumlah besar nefron tidak berfungsi, tampak tanda-tanda gangguan fungsi ginjal: sekresi urine berkurang, albumin atau darah terdapat dalam urine, produk metabolisme (mis. urea) yang seharusnya diekskresi tidak diekskresikan dan terakumulasi di dalam darah, dan keseimbangan asam bas atubuh terganggu.
Pada glomerulonefritis akut, ginjal mengalami inflamasi, glomerulus terutama yang terkena. Pada sindrom nefrotik, kehilangan protein dalam urine menyebabkan retensi cairan dalam jumlah banyak di dalam ruang jaringan. Pada glokosuria ginjal, glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat defek kongenital pada anatomi dan fungsi nefron.
Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat (a) gangguan sirkulasi ginjal (mis. pada syok, curah jantung yang menurun ditunjukan untuk otak dan jantung dengan menurunkan darah ke ginjal); (b) glomerulonefritis berat; (c) sumbatan traktus urinarius oleh batu. Jika gagal ginjal menetap lebih dari beberapa jam, tubulus ginjal menderita kerusakan permanen. Jumlah urine yang diekskresi berhenti total (anuria) atau berkurang sampai jumlah sedikit (oliguria); terdapat gangguan berat keseimbangan asam-basa dan produk akhir metabolisme tubuh tidak dieksresi. Gagal ginjal kronik adalah akibat kerusakan permanen nefron oleh semua penyakit ginjal berat; tanda-tanda gagal ginjal mulai muncul bila 75 persen nefron rusak.
Pada diabetes insipidus, hormon antidiuretik tidak diproduksi oleh kompleks hipotalamus-hipofisis dan akibatnya, air tidak direabsorbsi dalam duktus koligents, dan pasien mengeluarkan urine yang encer dalam jumlah besar. Ureter adalah tabung dari ginjal menuju kandung kemih. Setiap ureter :
a) Panjang sekitar 25 cm
b) Dimulai dari pelvis, bagian yang berdilatasi melekat pada hilum ginjal
c) Berjalan ke bawah di bagian posterior dinding abdomen di belakang peritoneum
d) Di dalam pelvis, membelok ke depan dan ke dalam untuk memasuki kandung kemih, melewati dindingnya ureter berjalan secara oblik