ASAL USUL PATUNG SIGALE GALE
Tahu gak teman teman kombur kombur film Pinokio si boneka kayu yang hidup karena kecintaan seorang pemahat kayu yang begitu yang begitu merindukan sosok seorang anak. Nah teman teman kombur, patung si gale gale juga hampir mirip dengan cerita pinokio. bisa di sebut juga si gale gale merupakan pinokio versi orang batak kwkkwkwkw....
kebayang gak teman teman kombur ???
Nah begini ceritanya patung Sigale-gale bermula dari wafatnya putra mahkota kesayangan seorang Raja Samosir, yang sakit tidak tersembuhkan. Padahal Sang Raja sudah habis-habisan mencari pengobatan ke sana sini, tetapi akhirnya sang anak meninggal juga. Padahal Sang Raja sudah merencanakan dalam waktu dekat, sang anak akan menggantikan posisinya.
Hancur hati sang Raja, karena rupanya ia terbiasa curhat, bersama bernyanyi, dan menari bersama sang putra mahkota. Jadi kepergian Putra Mahkota merupakan pukulan telak bagi Sang Raja yang konon menghabiskan waktu senja untuk menari bersama sang anak kesayangannya.
Karena kebiasaan menari bersama sang putra, akhirnya Sang Raja meminta para pengukir membuatkan patung replika sang putra mahkota. Patung itu juga didandani, diberi baju, penutup kepala, dan kain ulos yang bagus, sebagaimana layaknya sang putra mahkota semasa hidupnya.
Setelah replika patungya jadi, Sang Raja meminta kepada Datu Mulajadi Nabolon (Penguasa Alam Semesta) untuk sudi mengirimkan roh anaknya sejenak untuk menari bersama, sebagaimana ketika mereka bercengkerama setiap sore dulu.
Believe it or not, patung replika itu dipercaya bisa menari, sebagaimana manusia hidup. Dan itu terus menerus terjadi setiap hari, sampai Sang Raja akhirnya meninggal dunia.
Keajaiban Sigale-gale akhirnya dilestarikan oleh keturunan Raja Samosir. Tentu bukan dengan cara memanggil arwah untuk menari, melainkan dengan mengatur tali pada patung replika Sigale-gale, yang merupakan generasi boneka berikutnya.
Dengan bantuan tali yang diikat di kepala, mata, tangan, kakinya, maka patung Sigale-gale yang ada di beberapa tempat di ujung pulau Samosir, menjadi patung yang bisa menari. Bahkan Sigale-gale sudah dijadikan aktraksi sehingga menghasilkan pendapatan bagi kelompok penyelenggara.
Jika pada perayaan besar, acara tor-tor Sigale-gale diiringi dengan musik hidup alias live musik, maka pada aktraksi biasa, cukup diiringi dengan rekaman musik saja. Namun aturan musiknya tetap dilestarikan, yakni sehabis tarian pembukaan, harus disertai dengan ucapan selamat datang dan doa, dari si pembawa acara.
Begitulah cerita singkat asal mulanya si gale gale teman kombu....
semoga bermanfaat, tetap lestarikan apa yang menjadi bagian dan miliki kita.
Horas Bah.........