In the name of Karl Marx
Dengan apakah kami tukar gelisah-gelisah atas nama alat bayar? Akan jadi pengemiskah kelak jika berbekal sajak panjang, kami tukar dengan sebungkus nasi Padang?
Tidak. dan tidak tepat menjawab hal sepele itu di tengah perputaran uang yang tidak menentu. Di sini kami kumpulkan berlembar-lembar uang kertas dengan tujuan-tujuan jelas. Memilah-milah kepentingan adalah hal tersulit meskipun kadangkala kami tahu benar di luar sana keadilan sedang diupayakan merata.
Tapi, tetap saja politisi bergembira di surat-surat kabar bahwa, "orang miskin berkurang karena mereka enggan melarat."
Kami tidak tahu seberapa besar berpengaruhnya pemikiran Marx terhadap stabilitas ekonomi kami, urusan perut adalah ruang privasi di negeri senjang ini.
Siapa saja yang pernah membasuh diri di sana, pastilah orang di masalalunya pernah terjatuh ke lubang terdalam dari segala jurang. orang-orang yang bergegas bangkit dari lumpur manakala hidup memberi pilihan tidak dengan gratis. membereskan masalalu dalam teks-teks panjang adalah kesia-siaan bagi sipembuang waktu.
Kerap dalam air keruh orang-orang mengenal wajah sendiri daripada saat menghabiskan waktu bercermin di kamar rias. di sumur itu, barangkali segala sesuatu mesti kembali pada kesemulaan. kalau tak sanggup diingat, lebih baik jangan dikenang.
Copyright @sikrakbalok- All Rights Reserved
Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.
Hello! I find your post valuable for the art community! Thanks for the great post! ARTzone is now following you! ALWAYs follow @artzone and the artzone tag, and support our artists!
Thank you