PANEN HONOR
Inilah akibat "perbuatan tidak disengaja" membongkar saku tas laptop lama: menemukan tanda terima honor dari HU Pikiran Rakyat.
Pernah dalam sekali waktu ketika sedang getol-getolnya menyerbu media, "panen honor" tulisan dalam satu kali ambil sampai 1.700.000 (1.657.500 setelah dipotong pajak).
Dalam foto ini ada 2 tanda terima. Selain 1,7 juta itu, ada juga yang bernominal 600.000 sebelum dipotong pajak.
Bagaimana bisa sebesar itu? Oh tentu saja saya pernah berada dalam "ancaman" deadline, ha-ha-ha.
Honor 1,7 juta itu berasal dari 4 tulisan Selisik, plus foto, tentu saja. Juga tulisan Pariwisata.
Jadi sekitar tahun 2014 itu saya sedang rajin menulis pengalaman berwisata dan menulis artikel. Jika Anda belum tahu berapa halaman Selisik di Pikiran Rakyat: 2 halaman koran! Saya katakan sekali lagi: DUA! Masing-masing judul 800 kata. Silakan dikalikan 4. (Saat itu saya belum terbiasa menulis banyak sekaligus dalam tempo singkat.)
Tulisannya dalam bentuk feature, mengulas seputar Featival Sastra Pawon di Solo yang digelar Februari 2014. Selama berfestival mewawancarai beberapa orang dan mengamati banyak hal, menuliskan semua detail yang mungkin perlu dimasukkan ke dalam tulisan, mencari kemungkinan sudut pandang tulisan yang menarik. Sepulang dari ikut festival, langsung menggarap tulisan. Dan dikerjakan dengan tengat waktu yang mepet banget.
Stressfull? Yoi! Tapi begitu terima honor, sudah gak inget lagi mumetnya naskah dikembalikan oleh editor yang minta tulisannya diperbaiki sedikit (yang berarti sebetulnya merombak🤪), tapi diimbuhi kalimat: "editannya saya tunggu sampai jam 8 malam ini!"
Di situlah saya paham rasanya membuat tulisan di bawah tekanan. Lho, memangnya selama ini enggak? Bukannya sering juga kena deadline? Beda coy, beda...
Dan hari ini saya bernostalgia melihat jumlah honor tersebut. Boleh juga saya bilang pada diri saya yang itu: "Hei, kamu keren! Kapan lagi bisa seproduktif itu?"
Duh kan jadi kangen honor.