Digital Art : International Lipstick Day

29 Juli dijadikan sebagai hari #internationallipstickday, tentu saja saya tidak tahu banyak, karena ini bukan budaya kita.

Lalu kenapa saya membuat postingan ini? Itu semua karena penilaian saya tentang lipstik. Sebagian wanita masih menganggap lipstik bukan kebutuhan dan mereka menolak untuk bersentuhan dengannya dengan berbagai macam alasan. Yaah, awalnya lipstik juga tidak diterima dengan baik di negara luar, seperti kisah ratu Victoria yang menganggap lipstik sebagai hal buruk dan berbagai pendapat lain yang mengatakan lipstik sebagai sihir.
Sudahlah saya tidak akan membahas cerita yang tidak saya ketahui dengan baik.

Mayoritas wanita menganggap lipstik adalah kebutuhan mutlak sebagai salah satu alat riasan bahkan ada yang tidak ingin keluar rumah tanpa lipstik, tentu saja saya bukan termasuk dalam ketegori ini karena saya bisa keluar rumah tanpa mengaplikasikan lipstik.

Sebagai seorang wanita tentunya saat berkumpul bersama teman-teman sesama wanita ada saja pembahasan mengenai lipstik, entah itu rekomendasi atau hanya menanyakan kode warna yang digunakan. Apalagi saat berkumpul lebih dari satu dua jam pasti akan ada teman yang meminta lipstik karena lupa membawa milik sendiri, jujur saya seringkali membawa lipstik saat berpergian jauh.

Saat berkumpul ini juga wawancara mengenai kebutuhan lipstik terjadi begitu saja, sebagian teman menganggap lipstik lebih penting dari bedak dan bedak lebih pending dari fondation, dan mereka lebih berani keluar tanpa menggunakan bedak dibandingkan tanpa menggunakan lipstik.

Lipstik juga bisa menjadi tolak ukur kepribadian seseorang atau ekspresi dari perasaan seseorang, saat menggunakan tebal, tipis, warna terang, gelap, atau natural. Semua memiliki arti tersendiri.