Membuat Meja 'Ngopi' (coffee table); Perpaduan Potongan Akar Jati dan Resin
Sudah 3 hari (tepatnya dua hari setengah) aku fokus melanjutkan project yang sempat kutinggalkan karena material yang kubutuhkan untuk mengerjakannya tak aku dapatkan. Hal tersebut pernah aku ulas dalam Fix, Project Ditunda..!!.
Baiklah, pada postingan ini aku ingin berbagi pengalaman mengenai membuat meja berbahan kayu dipadu dengan resin. Ide ini muncul ketika melihat tumpukan sisa akar kayu jati disamping rumah. Sayang kalau dibakar atau dibuang begitu saja.
Pertama-tama, aku membuat potongan akar kayu jati yang nantinya akan kugunakan sebagai bagian permukaan meja. Potongan itu aku buat setebal 5 cm. Baik ukuran yang besar maupun ukuran yang kecil, semua potongan kuusahakan setebal 5 cm. Walaupun banyak potongan-potongannya yang melenceng. Hal ini dikarenakan pemotongan yang kulakukan masih dengan cara manual, menggunakan gergaji tangan. Saat bahumu terasa pegal, ia akan melenceng entah kemana.
Setelah potongan kurasa cukup, aku mulai menyusun setiap bagiannya, persis seperti menyusun puzzle. Jika ada rongga yang masih cukup besar, aku masukkan potongan yang lebih kecil. Karena kulakukan secara manual, tahapan menggergaji ini cukup menyita waktu, seharian aku mengerjakannya.
Tahapan selanjutnya, aku membuat kaki meja serta alas yang akan menjadi bagian untuk merekatkan potongan-potongan jati yang telah kubuatkan tadi. Meja ini sendiri memiliki ukuran 50 cm x 40 cm x 60 cm. Untuk kaki meja, aku gunakan kayu seumantok yang berasal dari bekas rumah di bivak emperom, markas komunitas @kanotbu. Kayu jenis seumantok ini masih cukup bagus, meski telah cukup lama terpapar matahari dan direndam banjir di bivak. Walaupun ada bagian-bagian yang telah lapuk juga. Kemudian aku memotong semua bagian sesuai ukuran kaki meja yang kuhendaki.
Setelah proses memotong selesai, aku membersihkan permukaan kayu dari lapuk dengan menggunakan mesin grinda. Setelahnya, aku memahat bagian-bagian yang berfungsi sebagai sambungan antar kayu tersebut. Untuk menghubungkan semua bagian, aku menggunakan baut dan lem kayu sehinga semua bagian dapat terhubung dengan baik. Bagian atasnya aku gunakan lembaran papan yang berfungsi sebagai alas untuk menempelkan potongan jati dengan resin.
Setelah kaki dan bagian atas meja selesai, aku mulai merekatkan bagian-bagian potongan jati dengan menggunakan lem kayu. Setelah semua bagian direkatkan, aku biarkan sampai benar-benar mengeras (minimal 4-5 jam). Selanjutnya, adalah mengisi cairan resin pada bagian sela-sela diantara potongan kayu jati tersebut. Resin yang kugunakan adalah jenis resin epoxy berwarna putih. Agar saat dituang tak mengalir kemana-mana, maka aku membuat cetakan disekeliling sisi bagian atas meja. Pastikan pula, posisi mejanya rata, agar adonan resin saat mengeras tidak miring.
Setelah cetakan selesai, aku mulai mencampurkan adonan resin dan katalis (hardener). Resin sebanyak 1 kg dengan bahan hardener sebanyak 350 gram (dari beberapa bacaan menyebutkan bahwa berbeda jenis resin yang digunakan, beda pula takarannya). Kedua komponen ini aku aduk sampai merata. Setelahnya aku tuangkan kedalam cetakan dan meratakannya hingga sela-sela kayu.
Proses pengerasan dengan resin ini membutuhkan waktu minimal 24 jam jika ingin mendapatkan resin dan kayu menyatu dengan sempurna. Jika campuran resin dan hardner tidak merata, atau takarannya terlalu banyak/sedikit, maka resin tak akan mengeras. Bisa berhari-hari atau bahkan bisa-bisa pekerjaannya akan gagal. Jika menggunakan pewarna juga harus hati-hati. Pilihlah pewarna yang benar-benar campuran resin. Jika tidak, adonan resin juga tak akan mengeras sebagaimana yang diharapkan. Perlu diperhatikan saat menuang adonan resin kedalam cetakan, biasanya akan ada gelembung-gelembung udara didalamnya. Gelembung itu harus dihilangkan dengan anti-bubble. Karena aku tak mendapatkan anti-bubble, maka aku menghilangkannya dengan cara dipanaskan dengan api.
Setelah menunggu 24 jam, resin mengeras sempurna dan telah mengisi dengan baik pada sela-sela kayu. Tahapan selanjutnya adalah meratakan bagian permukaan meja dengan menggukan mesin ketam (planner/ mesin serut). Pada tahapan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tak merusak bagian kayu. Terlebih dalam mengatur kedalaman mesin ketam, agar tak ada bagian yang di serut terlalu dalam.
Setelah rata antara permukaan potongan kayu dengan permukaan resin, tahapan selanjutnya adalah mengamplas hingga permukaan benar-benar halus. Proses pengamplasan ini aku lakukan dengan mesin gerinda dengan menggunakan mata amplas. Kertas amplas bulat untuk mesin gerinda juga kugunakan beragam. Mulai dengan kertas amplas 80, 180, 400 hingga 1.200 grit.
Setelah semua proses merapikan setiap bagian usai kulakukan, saatnya proses finishing. Untuk tahapan finishing, aku tetap menggunakan varnish, kecuali pada permukaan meja (bagian jati dan resin). Vernish yang kugunakan jenis varnish glossy. Aku lebih menyukai jenis varnish ini karena tetap memunculkan warna asli kayu dengan tampilan mengkilap.
Permukaan meja yang berbahan jati dan resin, aku menggunakan bahan alami untuk mengkilapkan permukaannya. Sama sekali tak menggunakan pewarna lainnya. Bahan yang kugunakan adalah sarang lebah yang telah dimasak dan telah seperti margarine sebagai finishing permukaan meja. Resep khusus dari seorang teman, dan hasilnya cukup memuaskan.
Setelah semua pengerjaannya selesai, sore tadi aku melanjutkan membaca kura-kura berjanggut yang sudah seminggu masih di bagian pertama. Setelah kuambil dari pengarangnya, aku sama sekali tak sempat menyentuhnya. Karena belum bedug tiba, sudah barang tentu meja ngopinya tak ada kopi. Tapi meja ini akan menemaniku menikmati kopi sore sepulang rutinitas pada bulan-bulan berikutnya.
Saleum
HAFIDH POLEM
if you want me to resteem your post to over 72,500 followers go here https://steemit.com/@a-a-a
Wooot an Amazing art brader, resteem :D
Teurimong geunaseh @dilimunanzar
Hi, we have voted on your post because you have posted your article to either food, recipe, recipes, cooking or steemkitchen #tag. Steemkitchen is a brand new initiative where we want to build a community/guild focused purely on the foodie followers and lovers of the steem blockchain. Steemkitchen is out of the conceptual phase and growing each day. We would love to hear your thoughts and ideas.
We are almost ready to Launch the first Decentralized Recipe and Food Blog Website that will utilize the Steem BlockChain and its community to reward contributions by its members.
Please consider joining us at our new discord server https://discord.gg/XE5fYnk
Also please consider joining our curation trail on https://steemauto.com/ to help support each other in this community of food and recipe lovers.
Kind Regards
@steemkitchen
Ps. Please reply “No Vote” if you prefer not to receive this vote and comment in the future.
Sorry was busy setting my algorithm and this one slipped through
Art lagoina meja....
Jeut buka lapak di bivak 😂😂😂
Nyan sangvjeut tajak kueh ube na ukheu jati, kiban peuna pakat tajak keuh ukheu jati tapeuget meja penuh seni
Hahahahahha.. tapi han meumada ngen cangkoi.. tuhaa teuh han leukang-leukang 😂😂😂
Tapake cangkoi baro
Sebuah pengalaman yang bisa di petik. Bereh bang, saleum
Terima kasih @munazirpuwan. Saleum meuturi keu gata..
kajeut ta tempah sang.. na proyek seuk keudeh lom njoe.. peugoet meh kupi.. mantap lagoina karya.. (Y) polem @harock
Teurimong geunaseh abu.. nyoe suah ta tularkan wate woe ugampong 😂😂😂😂
Keren memang untuk project yang tertunda, akhee but seulusoe Cit. Dan photo akhir memegang buku yang sedang hangat di perbincangkan, "@harock meujanggot"
Hahahahahahaah... bereh @altha15
Pu manteng di nanggroe, singgah lom u bivak
Karya yang makin kreatif dan memprovokasi.
Masih belajar bung diyus. Kalau bung diyus singgah ke banda, kita lanjutkan project yang lain 😂😂😂