3 Binatang Yang Sulit Ditemukan / 3 Animals are Hard to Find
Apa kabar sahabat stemian semua?
Sebelum membaca
Ayo budidayakan upvote, resteem dan follow akun ini ya @muhammadfauzi25
Happy reading
how are all friend stemian?
Before reading
Come cultivate upvote, resteem and follow this account @muhammadfauzi25
Happy reading.
1. Kupu-kupu Sayap Burung Ratu Alexandra / Butterfly Wings of Queen Bird Alexandra(Ornithoptera alexandrae)
Di Papua Nugini, ada kupu-kupu yang sangat besar sehingga bisa sering dibandingkan dengan burung.
Kupu-kupu ratu Alexandra hidup di wilayah kecil di hutan tropis dekat pesisir utara.
In Papua Nugini, there are very large butterflies that can often be compared to birds.
Queen Alexandra's butterfly lives in a small area of tropical forest near the northern coast.
Kupu-kupu jantan terlihat spektakuler dengan torehan warna biru-hijau dan hitam di sayap serta warna kuning cerah di badannya. Sementara yang betina, warnanya lebih teduh dengan aksen krem. Namun, yang betina memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari jantan. Ukuran sayapnya bisa mencapai 30 sentimeter.
Male butterflies look spectacular with blue-green and black incision in the wings and bright yellow color on the body. While the female, the color is more shady with cream accents. However, the female has a size three times larger than the male. Size wings can reach 30 centimeters.
Setelah ditemukan pada 1906, kupu-kupu ini dihargai sangat mahal oleh para kolektor sehingga perburuannya menjadi-jadi.
Once found in 1906, this butterfly is highly valued by collectors so the hunt becomes faded.
Kupu-kupu ini bisa terbang cepat dan sulit ditangkap sehingga para pemburu menggunakan senapan yang berisi garam untuk mendapatkannya.
These butterflies can fly fast and hard to catch so the hunters use salt-filled rifles to get them.
Pada 1966 dibuatlah aturan untuk melindungi kupu-kupu ini, tetapi praktik perburuan ilegal dan perusakan habitat akibat industri kelapa sawit dan penebangan pohon telah secara dramatis membuat populasinya berkurang.
In 1966 a rule was established to protect these butterflies, but the practice of illegal hunting and habitat destruction by the palm oil industry and logging has dramatically reduced the population.
2. Armadillo Raksasa / Giant Armadillo(Priodontes maximus)
Bayangkan sebuah binatang seukuran babi besar dengan tubuh yang dipenuhi sisik, dan cakar depan sepanjang 20 sentimeter yang bagai belati. Itulah armadillo raksasa.
Imagine a large pig-sized animal with a scaly body, and a claw-like 20-inch front paw. That's the giant armadillo.
Tapi, mereka sangat pintar bersembunyi dan para ilmuwan harus memakai kamera pengintai untuk mempelajari mereka.
But, they are very good at hiding and scientists have to use surveillance cameras to study them.
Sangat sedikit orang yang pernah melihat armadillo raksasa di alam liar,” kata Arnaud Desbiez, yang mengelola Proyek Armadillo Raksasa di Brasil.
Very few people have ever seen giant armadillos in the wild, "said Arnaud Desbiez, who runs the Giant Armadillo Project in Brazil.
Di tempat penelitian lapangan, pemilik peternakan yang lahir dan besar di sini pun belum pernah melihat armadillo raksasa sebelum proyek ini dimulai.
In place of field research, the owners of the large and birth farms here have never seen a giant armadillo before the project started.
Dengan bobot hingga 50 kilogram dan panjang mencapai 1,5 meter, Priodontes maximus dikenal sebagai spesies armadillo terbesar di Bumi.
Weighing up to 50 kilograms and reaching 1.5 meters long, Priodontes maximus is known as the largest species of armadillo on Earth.
Tapi karena ukurannya yang dua kali lebih besar dari spesies armadillo lain, mereka tidak bisa bergulung dan membentuk bola ketika merasa terancam. Sebaliknya, mereka akan menggali lubang bawah tanah dengan cakarnya.
But because its size is twice as big as other armadillo species, they can not roll and form the ball when they feel threatened. Instead, they will dig the underground pit with their claws.
Armadillo raksasa dikategorikan sebagai spesies yang rentan kehilangan habitat karena perburuan, tetapi warga lokal menganggap penampakan mereka sebagai pertanda buruk.
Giant armadillos are categorized as species susceptible to habitat loss due to hunting, but locals consider their appearance as a bad sign.
3.Laba-laba Pemburu Raksasa/ Giant Hunter Spider (Heteropoda maxima)
Jika Anda mengukur laba-laba dari kakinya, laba-laba ini bisa mencapai panjang 30 sentimeter.
If you measure the spider from its feet, this spider can reach a length of 30 centimeters.
Untungnya, hampir mustahil bagi Anda menemukannya di bawah karpet Anda, kecuali Anda membangun rumah di sebuah gua di Laos. Bahkan di sana pun, penampakan laba-laba ini sangat jarang.
Fortunately, it's almost impossible for you to find it under your carpet, unless you build a house in a cave in Laos. Even there, the appearance of this spider is very rare.
Heteropoda maxima ramai diperbincangkan ketika ditemukan pada 2001 oleh Dr Peter Jaegar dari Universitas Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman.
Maxima Heteropoda was discussed when discovered in 2001 by Dr Peter Jaegar of Johannes Gutenberg University in Mainz, Germany.
Jaegar mengatakan sorotan begitu besar itu pada akhirnya berdampak buruk pada laba-laba itu, belum ada aturan tentang perdagangannya padahal minat untuk menjadikannya hewan peliharaan sangat tinggi.
Jaeger said the spotlight was so great that it ultimately had a bad impact on the spider, there was no rule about his trade yet the interest in making it a pet was very high.
Dia mengatakan dari setiap 100 laba-laba yang diimpor sebagai ‘binatang peliharaan,’ mungkin ada 1.000 laba-laba yang musnah karena dikeluarkan dari habitat aslinya.
He says of every 100 spiders imported as' pets, there may be 1,000 spiders destroyed because they are removed from their natural habitat.
Betapapun, Jaegar mengatakan, kenyataan bahwa laba-laba itu umurnya pendek, bisa jadi akan mengurangi permintaan.
However, Jaeger said the fact that the spider is short-lived may reduce demand.
Good News..
Vek my article