Ada Apa Dengan 'Pribumi'?
Jagat maya dalam hampir sepekan ini dihebohkan dengan pembahasan 'Pribumi', bermula dari pidato politik pertama Anies Baswedan setelah dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Senin (16/10/2017). saya sebenarnya tidak mengikuti acara pelantikan Gubernur DKI itu dan juga penyampaian pidato yang disampaikan di balai kota DKI Jakarta itu, hanya saja saya penasaran kenapa branda fesbook saya ramai orang membahas 'pribumi', hal tersebut membuat saya skeptis lalu mencoba mencari tau ada apa sebenarnya dengan 'Pribumi' yang lagi ramai dibincangkan ini.
Bermula dari penasaran lantas saya membuka mesin pencari di Gadget saya dengan kata kunci 'Pribumi', munculah sederetan berita mengenai pidato Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta sesaat sebelum pesta rakyat digelar usai di lantik presiden Jokowi, tak cukup disitu saya penasaran lengkapnya seperti apa pidato Gubernur Jakarta baru itu sehingga demikian hebohnya menyita perhatian publik yang bukan saja warga Jakarta, tapi sampai juga ke ujung paling barat NKRI, yaitu Aceh. Ada apa dengan 'Pribumi'?
Kata 'Pribumi' yang disebutkan dalam pidato pemimpin Ibukota Republik Indonesia yang baru itu pun sebagian orang menyebutnya upaya memecah belah bangsa, benarkah demikian?, akupun mulai membaca transkrip pidato yang menyebut 'Pribumi' itu secara seksama, dan ternyata pidato itu secara keseluruhan mengajak kepada persatuan dan semangat menanamkan nilai Pancasila dalam membangun Ibu Kota, yang menurut Anies Baswedan sebagai refresentasi dari seluruh daerah di Indonesia, tempat berintraksinya orang-orang se-Nusantara bahkan Dunia. Masyarakat Jakarta juga merupakan masyarakat yang pernah mengalami penjajahan dari dekat. lalu ia menyebutkan "Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan.Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ungkapnya dalam pidatonya.
Lantas mengapa kemudian kata 'Pribumi' disini dianggap upaya memecah belah bangsa?, dan atau siapa sebenarnya 'Pribumi' yang dimaksud dalam pidato Anies tersebut, apakah 'Pribumi' itu adalah para pedukung Anies-Sandi dalam Pilkada lalu dan yang tidak mendukungnya bukan 'Pribumi' sehingga ada yang tersinggung dan menganggap kata 'Pribumi' itu memecah belah bangsa.
Sepertinya bukan begitu, lantas ada apa dengan 'Pribumi'?. Anies kemudian menyebutkan "Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan.Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme.Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini.". Yang saya fahami inilah makna 'Pribumi'menurut Anies, yang ikut berjuang merebut kemerdekaan yang mengusir kolonialisme. Jadi, yang merasa Indonesia dan yang merasa berjuang untuk kemerdekaan itulah 'Pribumi' yang harus merasakan kemerdekaan, lalu kenapa harus ada yang tersinggung?.
Setelah saya mencermati dan mencoba memahami narasi pidato sang Gubernur itupun saya lalu geleng-geleng kepala, karena menurut saya kita sedang mendebatkan persoalan yang tidak substansial dalam pembangunan politik kita, mengabiskan energi hanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan justru merusak nilai-nilai dalam politik kita, jika tidak bisa dikatakan 'Lebay'.
Sebab semestinya energi kita perlu digunakan untuk mengasah gagasan-gagasan yang produktif untuk membangun bangsa, melepaskan dari ketimpangan ekonomi antara pemilik modal dan rakyat miskin, bagaimana membangun bangsa ini menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan bangsa lain di Dunia, bukan malah berkutat dalam polarisasi pilkada yang tak berujung dan memakai standar ganda dalam mengukur kebenaran, sehingga kita terjebak pada subyektifitas pemikiran.
Tak perlu ada yang tersinggung kita semua adalah 'Pribumi' tanpa memandang ras, suku dan golongan, bahwa 'Pribumi' adalah warga Negara Indonesia yang memiliki rasa tanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, dan seharusnya yang layak tersinggung adalah para koruptor yang menggarong uang Negara.
Sebab koruptor tidak layak disebut 'Pribumi' karena telah mengingkari nilai-nilai luhur bangsa dan cita-cita bangsa ini, dalam kata lain koruptor telah murtad sebagai 'Pribumi', karena koruptor orang-orang mengeruk harta kekayaan bangsa Indonesia untuk dikuasai dan digunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu, mereka itu bukan 'Pribumi', sehingga wajar kalau ia tersinggung, bila yang merasa Indonesia dan berbakti untuk Indonesia tidak pantas tersinggung.
Maka, 'pribumi' adalah orang-orang yang merasa memiliki tanggung jawab menjaga bangsa ini dari kejahatan dan kerakusan para koruptor yang siap menjadikan rakyat di negri ini menjadi miskin dan sengsara, maka kita adalah 'Pribumi' dan kita harus merdeka dari Koruptor sang penjajah zaman now, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.