Pesona dan Sejarah

Mercusuar ini ada tiga di dunia, selain di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, juga terdapat di Belanda dan Kepulauan Karibia. Di Belanda, tower yang berkaitan dengan sejarah ini sudah difungsikan sebagai museum, sementara dua lagi masih aktif sebagai mercusuar.

Mercusuar selesai dibangun bertepatan dengan ulang tahun ke-65 William III. Tak hanya mercusuar ini saja, semua bangunan yang selesai pada masa itu didedikasikan untuk raja. Maka, Willem’s Toren atau Menara William juga ada di Hollands dan Kepulauan Karibia. Kini, yang berfungsi hanya mercusuar ini dan di kepulauan Karibia saja.

Menara beton bundar setinggi 85 meter Merah Putih, Mercusuar William’s Toren III, itu peninggalan Belanda yang dibangun 1875. Menara yang ada tiga di dunia ini menambalkan nama Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk (Raja Willem III). Berada di rimbunnya hutan Desa Meulingge, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Untuk bisa ke lokasi mercusuar yang dibangun bertepatan dengan ulang tahun ke-65 Raja William, berada di komplek seluas 20 hektare yang dulunya dihuni perwira-perwira Belanda ini, Anda menggunakan jalur laut dengan transportasi boat nelayan pengangkut barang dan ikan yang setiap hari berangkat (kecuali Jumat), pada pukul 14.00 WIB, lewat dermaga kayu Lampulo, Banda Aceh.

Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam, menuju Desa Gugop, Pulau Breueh. Jika Anda kembali ke Banda Aceh, dari Desa Gugop boat berangkat pukul 08.00 WIB. Biaya menuju Pulo Breueh maupun kembali ke Banda Aceh yaitu sebesar Rp15K/orang.

Apabila Anda membawa sepeda motor (disarankan membawa sepeda motor sebab belum ada transportasi umum), maka Anda akan menambah biaya Rp45K dengan rincian Rp15K untuk jasa kuli angkut sepeda motor ke atas boat, Rp15K untuk angkut, dan Rp15K lagi untuk jasa menurunkan sepeda motor.

Perjalanan menuju mercusuar Willem’s Toren Pulo Aceh melalui depan SDN Meulingge cukup menantang karena jalan yang masih terjal. Jalur utama ke sana dari depan SD Negeri Meulingge.

Jalan menuju ke tower, jalan membelah hutan. Jalan penuh tanjakan dan turunan yang terjal, menyempit dengan batu cadas dan berlubang, jadi ekstra hati-hati sehingga sepeda motor tidak terperosok ke jurang.

---

There are three lighthouses in the world, in addition to Pulo Aceh, Aceh Besar District, Aceh Province, also in the Netherlands and the Caribbean Islands. In the Netherlands, the tower associated with this history has functioned as a museum, while two more are still active as a lighthouse.

The lighthouse was completed to coincide with the 65th anniversary of William III. Not only this lighthouse, all the buildings completed at that time were dedicated to the king. Thus, Willem's Toren or William Tower also exist in the Hollands and Caribbean Islands. Now, that serves only this lighthouse and in the Caribbean islands alone.

The 85-meter-high, 85-meter-tall concrete tower, the William's Toren III Lighthouse, was a Dutch heritage built in 1875. The three existing towers of the world sould be named Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk (King Willem III). Located in the forest of Meulingge Village, Pulo Aceh District, Aceh Besar District, Aceh Province.

To get to the location of the lighthouse built to coincide with the 65th anniversary of King William, located in a complex of 20 hectares formerly inhabited by these Dutch officers, you use the sea lane with the transportation of fishermen and fishers who depart every day (except Friday), at 14.00 Western Indonesia Time, via the wooden dock of Lampulo, Banda Aceh.

The journey is about 2 hours, to Gugop Village, Breueh Island. If you return to Banda Aceh, from Gugop Village depart at 08.00 WIB. The cost to Pulo Breueh and return to Banda Aceh is Rp15K / person.

If you bring a motorcycle (it is advisable to bring a motorbike because there is no public transportation), you will add Rp45K with Rp15K for motorcycle porter, Rp15K for transport, and Rp15K for motorcycle drop off service.

The journey to the lighthouse Willem's Toren Pulo Aceh through the front of SDN Meulingge is quite challenging because the road is still steep. The main line to get there from the front of SD Negeri Meulingge.

The road to the tower, the road splits the forest. The roads are steep and steep, narrow with rocks and holes, so be extra careful that the motorcycle does not fall into the abyss.