Kontribusi Keilmuan Alumni Luar Negeri di Aceh, Review Acehnologi (III :30)
Assalamualaikum wr, wb. Kali ini saya akan melanjutkan review buku Acehnologi karya bapak KBA volume 3 bab 30 tentang Kontribusi Keilmuan Alumni Luar Negeri di Aceh.
Bab ini melihat bagaimana peran alumni luar negeri dalam masyarakat Aceh. Dalam tradisi masyarakat Aceh, jika seseorang hendak berangkat ke luar negeri, terutama ke Timur Tengah, tidak sedikit para orang tua melakukan syukuran akan keberangkatan anak-anak mereka. Syukuran ini selain merupakansimbol pemberitahuan kepada sanak saudara, juga berfungsi sebagai upaya agar putera-puteri tersebut selamat sampai tujuan dan bisa kembali lagi ke dalam masyarakat. Berangkat ke luar negeri merupakan simbol yang amat bergengsi bagi masyarakat Aceh.
Persoalan lulusan dalam maupun lulusan luar negeri, para era 1970-an bukanlah persoalan penting. Para sarjana Aceh bahu-membahu dalam mengembangkan spirit keilmuan mereka. Beberapa penerbit ternama saat itu, seperti Bulan Bintang, Bhratara, Waspada, selalu dihiasi oleh hasil pemikiran kreatif orang Aceh. Bahkan karya-karya mereka tidak hanya dibaca di Indonesia, tetapi juga di Malaysia, Brunei, dan Thailand Selatan. Ini membuktikan bahwa etos keilmuan mereka sulit ditandingi. Saat itu, mereka tidak akrab dengan internet, google, perpustakaan digital, e-mail, dan kemajuan teknologi lainnya, yang dapat dilihat pada hari ini. Mereka bekerja karena semangat keilmuan yang luar biasa.
Beberapa hal yang digarisbawahi penulis dalam bab ini. Pertama, jejaring keilmuan di Aceh, secara sosio historis, telah disemai oleh para ilmuwan/ulama yang pernah menuntut ilmu di luar Aceh. Studi ini sekiranya telah memaparkan bahwa tidak mungkin membangun Aceh, tanpa berhijrah ke suatu negeri. Kedua, harapan dan peluang untuk berkiprah di Aceh sangat diharapkan pada para ilmuwan. Karena itu, peran mereka tidak semestinya berada pada kantong-kantong pemerintahan, tetapi juga di berbagai sektor kehidupan rakyat Aceh. Dalam bab ini penulis mengutip kata bijak yang menyebutkan bahwa ilmu yang bermanfaat jika ilmu tersebut dapat dirasakan dampaknya oleh orang lain. Dalam sejarah keilmuan di Aceh, mereka yang pernah menetap di luar negeri selalu menjadi tokoh terdepan di dalam pembangunan rakyat Aceh. Ketiga, lembaga-lembaga pendidikan di Aceh sudah mulai berbenah. Berbagai program pendidikan di Aceh telah dibuka. Di sinilah peluang yang dapat diambil bagi mereka yang pernah menetap di luar negeri untuk melakukan transfer of knowledge pada generasi muda Aceh. Jadi, ilmu-ilmu dari luar negeri sebenarnya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk proses penyadaran bagi generasi muda, agar lebih memahami bagaimana menyelesaikan berbagai masalah yang sedang mendera rakyat Aceh.
Cukup sekian review dari saya mengenai bab ini, masih ada bab selanjutnya yang akan saya review, semoga teman-teman semua tidak bosan membacanya, wassalamualaikum wr, wb.
Congratulations @sumitadewi17! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Award for the number of upvotes
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP