Review Buku Acehnologi Volume 2 (Kosmologi Aceh)
Assalamu’alaikum sahabat steemit. Kembali lagi di blog saya. Hari ini saya igin melanjutkan review buku Acehnologi Volume 2 bab 15 Tentang Kosmologi Aceh. Nah, karena kosmologi ini berhubungan erat dengan filsafat. In Sha Allah pada pertemuan selanjutnya saya akan mereview juga tentang Filsafat Aceh di post selanjutnya.
Sahabat steemit tahu tidak sih apa itu kosmologi? Kosmologi adalah ilmu tentang kosmos-asal mula, struktur, komponen, aturan, dan hukum yang mengatur. Jadi, kosmoslogi ini dia lebih berhubungan dengan alam semesta, bagaimana asal usul alam ini, serta bagaimana manusia bisa berada dalam alam tersebut. Studi tentang kosmologi ini adalah tentang pandangan dan hubungan suatu komunitas dengan alam, baik alam mikro maupun alam makro.
Di dalam buku ini penulis coba mengarahkan kita kepada hubungan kosmologi dengan berbagai aspek. Mulai dari sistem metafisika (filsafat teoritik), yang terkadang hanya mampu dimaknai oleh diri mereka sendiri, sampai berlanjut pada pemahaman kosmologi Islam. Di dalam ajaran Islam, kosmologi ini dijabarkan secara berulang-ulang, misalnya dari penciptaan manusia, jin, bumi, hingga kisah masa depan (yaitu hari kiamat). Penulis merincikannya dengan sangat lengkap dan rinci. (lihat hal 421)
Lalu, bagaimana kosmologi yang terjadi di Aceh? Penulis menyajikan bahwa kosmologi Aceh terjadi berdasarkan kosmologi Islam, karena Islam pada saat itu telah memberikan kontribusi yang amat penting di dalam pembentukan pondasi berpikir kajian kosmologi (hal 430). Penulis menyajikannya dalam kitab yang telah penulis kupas secara rinci dan jelas, yaitu kitab Bad’ kalq al-Samawat wa al-ard karya Syeikh Nurdin Ar-Raniry.
Jadi, kesimpulan yang penulis sajikan dalam isi kitab tersebut. Intinya adalah Sistem kosmologi yang dibangun oleh Ulama Aceh sama sekali berbeda dengan sistem kosmologi yang ada pada daerah lainnya, khususnya Jawa dan Sunda. Penjelasan kedetailan konsep penciptaan, yang dikaji oleh sarjana Aceh menunjukkan bahwa apapun gerak kehidupan, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan awal manusia di Kerajaan Langit. Sistem kosmologi tersebut, terkadang diuraikan dalam bentuk puisi dengan berbagai bahasa simbolik-simbolik yang menegaskan bahwa para ulama Aceh sejak dahulu kala, sudah menitikberatkan konsep studi terhadap alam semesta, sebagai suatu fondasi berpikir, untuk membangun peradaban Aceh. (hal 441)
Demikianlah review buku Acehnologi kali ini, diharapakan pada pembaca khususnya sahabat steemit dapat mengambil manfaat dari posting kali ini. Saya mohon pamit, Wassalamu’alaikum.