Masa Depan Dayah Di Aceh - Bab XXXI (Vol. III)
Sore kali ini, saya akan mereview bab 31 dari buku yang berjudul Acehnologi volume 3 yang akan membahas tentang Masa Depan Dayah di Aceh, yang ditulis oleh bapak Kamaruzzaman Bustaman-Ahmad, M.Sh,. Ph.D.
Sumber: zahulbawady.blogspot.com
Sebelum adanya universitas atau perguruan tinggi, dayah telah menghasilkan ilmuwan yang mampu menciptakan sejarah peradaban di Nusantara. Kunci keberhasilan dayah ialah berhasil ataupun sukses membangun jiwa manusia secara terus menerus, di mulai dari pengasahan intelektual sampai spirit uas. Walaupun dalam kenyataannya agama telah di pisahkan, akan tetapi spirit agama yang di munculkan oleh para agamawan tetap memainkan peran penting.
Dalam studi kajian agama, bentuk spirit itu ada yang baik yang mampu menggiring manusia dalam kehidupan yang tentram, damai, dan bahagia. Jika dilihat dalam konteks kehidupan di dayah, persoalan spirit tidak bisa di abaikan, karena dalam sejarah, reproduksi spirit begitu banyak di hasilkan oleh para pencari ilmu di dayah spirit ini ternyata menjelma menjadi suatu kebudayaan masyarakat Aceh. Hal tersebut di karenakan mereka yang menerima spirit ini mampu menjadi cahaya penerangan bagi masyarakat, baik dari kehidupan sosial maupun keagamaan yang menjadikan salah satu fenomena beragama di era globalisasi yang memunculkan gerakan kegamaan pada hampir seluruh agama.
Dari pembahasan ini, dapat dilihat bagaimana peta dan peluang agama di masa yang akan datang sudah pasti dayah harus merespon gejala-gejala tersebut. Dayah juga wajib untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, sehingga dayah selalu bertahan dengan tradisi keilmuan yang sudah berjalan selama kurang lebih ratusan tahun yang akan menyebabkan dayah sebagai benteng akhir di dalam memelihara spirit ke-Aceh-an. Dayah juga akan selalu melakukan adaptasi terhadap perkembangan terkini di dunia dan juga berdampak sangat kuat dalam pola pendidikan dayah dimana mereka tidak hanya sekedar merespon, akan tetapi juga menciptakan rekayasa. Dayah akan terlibat langsung di setiap perubahan dengan cara melakukan re-desain kurikulum. Dayah akan dibiarkan begitu saja dengan apa adanya tanpa harus mengajak masyarakat di sekitarnya untuk memikirkan perubahan global, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Demikianlah review kali ini, semoga bermanfaat untuk semua pembaca.