Enti Koro Jamu kin Ulu Tawar
Sebagai orang yang suka berteman dan tidak menutup silaturrahmi dengan siapapun, tentu aku banyak belajar dari semua golongan yang aku temui, dari segi pengalaman mereka yang diceritakannya dengan runtut, sistematis dan menyenangkan, hingga mereka juga mencoba menjadi informan yang setia, tanpa bayar malah terkadang aku yang di bayari minum, Hehe
Persis di sudut ruangan, sosok yang bisa dikatakan belum tua, tapi juga tidak muda bercerita serius kepada ku tentang pola beternak dan mengurusi nya, mulai dari memberi makan hingga membersihkan kotorannya yang segera di jadikan sebagai pupuk bagi tanaman yang apabila sudah terlihat kurus, kring, kronta.
Sedikit aku cerita tentang beliau ini, dirinya adalah seorang yang cukup progresif, punya elektabilitas yang mapan dalam bidangnya, jaringannya Nasional, pernah punya pengalaman keren dalam dunia aktivis mahasiswa, ikut berbagai organisasi eksternal dan internal, cerdas dalam berkata, artikulasi bahasa yang keren, dan jika para aktivis duduk dengannya dia mampu menyesuaikan diri, meski dengan orang yang jauh lebih muda darinya.
Biasa aku panggil dia "Abang" karena ku panggil bapak dia tidak sepakat, dan dia memanggil aku "Dinda", meski latar belakang organisasi ada persamaan bukan karena itu dia memanggil aku begitu, namun karena dia sering memanggil orang yang lebih muda darinya dengan panggilan dinda, karena ketahuan dia panggil kawannya yang tidak ikut organisasi bahkan kuliah dengan panggilan 'Dinda', memang dia senior yang top banget.
Dia bercerita banyak hal, dan aku senang sekali mendengarnya, selesai cerita ternak dia cerita perkembangan politik daerah, selesai itu dia cerita perkebunan, selesai itu dia mencoba menganalisa perkembangan isu Nasional, dan yang dia bicarakan bukan omong kosong belaka, dia mengutarakan sesuai referensi yang aku salut setiap diskusi sama dia.
Entah kenapa di ahir pertemuan dia entah kenapa sedikit geram dengan kondisi hewan ternak yang di rawat dan diperhatikannya setiap hari, dan dia menyampaikan kepada ku.
"Enti koro jamu kin ulu tawar dinda, Tungkelen a pe mera regos ne" Katanya dengan dialek yang mantap, dan aku tercengang setelah dia ucapkan kata yang membuat aku sadar akan kondisi kini.