Piala Dunia vs Penjaringan Penyelenggara Pemilu
Perhelatan Piala Dunia sudah masuk pada pertandingan kedua dan satu pertandingan lagi akan menentukan 2 (dua) tim yang masuk ketahapan selanjutnya yaitu babak 16 (enam belas) besar.
Sebelum masuk ke babak 16 (enam belas) besar atau disebut babak dengan sistem gugur, perlu dilihat perjuangan ke 32 (tiga puluh dua) tim berjuang untuk bisa berada di Rusia sebagai tuan rumah.
Yang jelas ke 32 (tiga puluh dua) yang sedang berjuang bukanlah hasil titipan FIFA sebagai Federasi Sepakbola Dunia namun lebih kepada hasil kerja keras tim dalam menjalankan strategi yang sudah diracik oleh Pelatih dan dikombinasikan dengan skill individu pemain disertai support oleh para tokoh-tokoh negara masing-masing.
Senior / Junior
Sangat banyak yang tidak percaya ketika Belanda tidak tertera sebagai peserta dalam perhelatan sebesar Piala Dunia. Hal itu semakin nyata ketika tim sekelas Italia dengan segudang pengalaman bahkan sudah sangat senior dalam kompetisi ini juga tersingkir pada tahapan kualifikasi. Ah... Ngak mungkin!!!
Dalam hal ini, tim-tim kecil sekelas Islandia yang notabane dianggap sebagai Junior dalam kompetisi adu stategi dan taknik ini justru dibicarakan karena luas wilayah dan jumlah penduduk negara tersebut. Ah... Ngak mungkin!!!
Ada yang mungkin ajang ini. Sebut saja Argentina sebagai tim senior yang juga membuat banyak orang ragu bahkan sudah pasrah tidak akan berangkat ke Rusia karena track record pada babak kualifikasi. Ooo... Argentina ada Messi
Siapa Messi?
Apakah dia senior di Argentina?
Messi adalah pemain tim Argentina yang memiliki skill hebat bahkan dia salah satu pemain yang pernah dinobatkan sebagai terbaik dunia baik versi FIFA.
Terus Italia tidak ada?
Bagaimana dengan Belanda?
Di Italia punya senior bahkan nama-nama besar yang sempat dianugerahkan pemain terbaik oleh FIFA, begitu juga dengan Belanda.
Sepakbola berbeda. Dalam sepakbola semua bisa terbalik dari analisa bahkan sehabat apapun pengamat sepakbola bisa saja salah.
Ada menit-menit dimana tim menerapkan strategi bertahan dengan membiarkan lawan melancarkan serangan kemudian menyerang balik tanpa diduga oleh lawan.
Ada juga strategi seperti itu menjadi malapetaka bagi tim yang ingin menang.
Kerjasama tim, komunikasi tim dan kesatuan tim lah yang membuat segalanya berubah.
Sejauh ini saya melihat, tim kuat yang memiliki potensi juara adalah tim yang mampu mempadukan antara senior dengan junior dalam mengkolaborasikan stratak.
Jangan pernah berkeinginan menjadi petarung, jadilah pejuang.
Petarung hanya kalah dan menang, sementara pejuang adalah mereka yang memperoleh nilai.
Tulisan ini saya tulis pada 21 Juni pukul 19.45 di akun Facebook. Hari ini rasanya saya ingin melanjutkan tulisan ini mengingat perhelatan sepakbola pada ajang Piala Dunia sudah masuk pada tahapan Delapan Besar.
Tim yang masih bertahan di fase ini tinggal 8 (delapan) lagi. Kedelapan tim yang akan mulai bertanding mulai 6 Juli 2018 sudah berhasil mengalahkan para pesaing di babak 16 (enam belas) besar, sebut saja tim Perancis dan Rusia.
Kedua tim ini sudah mematahkan harapan para pengamat sepakbola. Tim sekuat Argentina yang di perkuat oleh Leonel Messi mampu dikalah dengan skor besar, padahal mereka (Agentina) memiliki alien (Leonel Messi).
Sementara Rusia dengan rasa bangga menghadapi babak 8 (delapan) karena telah mampu mengalahkan Spanyol.
Inilah sepakbola. Semua bisa diluar prediksi.
Ketika kedua tim besar yang saya sebutkan diatas sudah duluan tersingkir, muncul nama Cristiano Ronaldo dari tim Portugal yang diandalkan oleh banyak pengamat, ternyata Cristiano Ronaldo juga mengikuti jejak Leonel Messi di pertandingan melawan tim Uruguay.
Lagi-lagi dengan berani saya berpendapat bahwa senior atau in-cumbent atau yang sarat berpengalaman tidak bisa berbuat apa-apa selama tidak mampu membangun kerja sama yang baik dengan semua pihak bahkan dengan yang dianggap junior.
Selamat berjuang para pejuang dikompetisi yang dianggap curang walau penyelenggara sudah menerapkan sistem VAR (Video Assistant Referee).