Studi Religi Aceh
Kali ini saya akan mereview lagi buku Acehnologi yaitu tentang Studi Religi Aceh bab ke 20 yang ditulis oleh pak Kamaruzzan Bustman Ahmad, jika disinggung masalah Agama, Aceh merupakan mayoritas agama islam semua, terkecuali dengan indonesia, memang mayoritas indonesia adalah islam, namun tidak semua orang indonesia beragama islam.
Namun dalam sistem kebudayaan, Aceh masih juga ditemukan unsur-unsur Hindu seperti yang kita ketahui bahwa disaat ada kenduri padi, bubur yang disembrurkan ke padi, masyarakat mempercayai akan hal tersebut sebagai agar dijauhi dari segala penyakit. Unsur- unsur tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi kita. Islam datang ke Aceh yaitu melalui jalur perdagangan. Islam datang ke Aceh dengan keadaan damai, masyarakat Aceh menyambut islam tanpa ada peperangan sedikitpun.
Dan di Aceh banyak pula terdapat pesantren- pesantren, mulai dari pesantren tradisional sampai ke pesantren modern, baik dari SD sampai SMA. Dengan seperti ini, maka generasi muda akan mampu bersaing ditingkat nasional maupun global, maka dari itu generasi muda dengan mudah mendapatkan studi islam secara komprehensif, namun yang disayangkan sekarang adalah, ketika sudah melanjutkan ke penggruan tinggi, lebih cenderung masuk pada bidang keilmuan dan “angka” dan “ bahasa” sehingga para generasi muda lebih ingin belajar dengan ilmu- ilmu yang cenderung ketika lulus kuliah maka langsung mendapatkan kerja.
Maka dari hal ini, ilmu yang berbasis agama seperti aqidah filsafat yang cenderung menggunakan otak untuk berfikir sepi peminat, padahal hal itu sangat di perlukan, agar generasi islam mampu berfikir secara islami.
Pada halaman 678, Padahal kita tau bahwa di Aceh ini mempunyai kajian islam yang sangat tinggi, dibandingkan dengan provinsi- provinsi lain di indonesia, hal ini tebukti bahwa ketika zaman dulu, orang- orang tua mengajarkan anak- anak mereka mengaji, padahal tanpa ada lampu/ listrik, banyak kita temukan bahwa orang dulu mengajarkan ilmu agama kepada sesamanya tanpa pamrih, dengan niat yang sangat mulia. Dan banyak pesantren- pesantren yang ada disetiap kampung. Dan lantunan ayat suci al- quran yang dibacakan hampir ditiap sudut rumah, beda dengan sekarang, yang setelah magrib digantikan dengan hiburan atau menonton tv untuk kepuasan mereka sekejap. Hal ini sangat merusak moral penerus bangsa.
Maka dari itu, sebagai warga Aceh, kita harus mengembangkan potensi kita untuk Aceh, dengan terus menggali ilmu-ilmu islam. Sebagai ciri khas orang Aceh, yang haus akan ilmu- ilmu islam. Sehingga dapat mengubah pola pikir orang Aceh. Bahwa dengan mempelajari ilmu islami maka akan membawa kebahagian tersendiri bagi peminat ilmu-ilmu yang bersifat “memikir”.