Kerak Peradaban Aceh
Pada hari ini, saya kembali lagi mereview buku Acehnologi volume ke ketiga bab ke 22 tentang Kerak Peradaban Aceh yang ditulis oleh pak Kamaruzzaman Bustaman Ahmad atau yang sering dipanggil dengan pak kba, dalam pembahasan ini yaitu mengenai kerak peradaban Aceh, Ketika Aceh diberikan keistimewaan yaitu dalam bentuk gelar Nanggro Aceh Darussalam, namun rupanya gelar itu tidak cukup membuat bahwa Aceh mempunyai keistimewaan tersendiri. Padahal hal itu menunjukkan bahwa cikal bakal Aceh seperti Era Kerajaan Aceh Darussalam.
Namun kenyataannya gelar ini tidak membuat Aceh lebih istimewa meskipun sudah mempunyai gelar, namun sebaliknya yogyakarta yang sam-sama mempunyai gelar keistimewaaan, namun jogyakarta lebih melekat pada rakyatnya dengan sangat bersahaja tetap satu padu dan aspek spirit kebudaayaannya masih dipertahankan.
Pada halaman 756 yaitu pada abad ke-21 adalah era Planetary Civilization. Dengan kata lain, kalau kita ingin membangkitkan kembali peradaban Aceh, maka mau tidak mau harus memahami metasifik dari peradaban barat. Dan karena kita ingin membangkitkan peradaban Aceh pada sebuah Nanggroe, maka mau tidak mau harus memikirkan bagaimana aspek Metafisik dari peradaban jawa dan peradaban lainnya yang ada di nusantara ini.
Ada beberapa langkah untuk menemukan kembali peradaban Aceh, yang pertama, menemukan kembali aspek- aspek yang menghidupkan kosmologi Aceh. Kedua, membina jaringan intelektual untuk meyatukan visi dan misi mengenai arah masa depan Aceh dalam tiga bidang yang telah memberikan spirit jati diri orang aceh yaitu islam, budaya, dan ilmu pengetahuan. Ketiga, menggerakkan alam pikir orang Aceh dari romantisme sejarah ke pencarian spirit dalam setiap episode sejarah Aceh. Dan yang terakhir, membuka mata hati dan batin terhadap kemampuan peradaban lain yang sedang menggerakkan kekuatan spirital mereka ke tanah Aceh.