Kuah Beulangong Olahan Pak Salam Pasar Pagi
Apakabar steemian?
.jpeg)
SUDAH cukup lama saya tidak bertemu dengan pria ini. Dulunya dia selalu berakting dalam lakon tertentu di dunia komedi Aceh. Nama tenarnya Pak Salam Pasar Pagi. Sejak rumah produksi Dien Keramik Productions berhenti bikin film, Pak Salam pun banting setir. Kembali ke mode awal. Berjualan di pasar dan kerja serabutan.
Beberapa hari lalu, saya kembali bersua dengan pria berkumis itu. Pertemuan di rumah H Khairuddin alias Din Keramik. Kebetulan saya sedang cek lapangan. Untuk kegiatan buka puasa bersama beberapa hari kemudian. Ternyata di sana sedang sibuk dengan memasak kuah beulangong.
Kuah ini akan dibawa ke salah satu pesantren di kawasan Ajun Jumpet. "Khanduri di pesantren," ujar Din Keramik pada saya. Sambil melihat tektur kuah, saya yakin akan kelezatannya. Tidak ada yang meragukan lagi hal ini. Apalagi masakan Kuah Beulangong Din Keramik sudah cukup tenar.
.jpeg)
.jpeg) |  |
|---|
Setiap ada orderan masak Kuah Beulangong, bang Din Keramik memang acap memakai jasa Pak Salam Pasar Pagi. Pak Salam cukup ligat dalam hal ini. Dia memasak kuah dan juga tunggu nasi. Saat saya tiba, semua proses produksinya sudah hampir kelar. Tinggal menunggu waktu saja. "Selepas Ashar datang lagi ya..," pinta Din Keramik pada saya.
Masih ada waktu sekitar satu jam lagi.
Sebelum pulang saya pun menghidupkan kamera. Begitu juga dengan Din Keramik. Saya fokus pada foto saja. Bang Din bikin video singkat. Tanpa dibawah instruksi sutradara, Pak Salam Pasar Pagi langsung acting. Dia cukup alami dalam beraksi. Dia tahu apa yang harus dia lakukan biar videonya terlihat menarik.
Dan Pak Salam pun bergerak cukup bebas. Setiap langkah yang diambilnya, Din Keramik sudah siap dengan arah kameranya. Meski panas api tungku, tak memuat Pak Salam berhenti beraksi. Dia terus mengaduk-aduk kuah beulangong, agar bumbunya merata. Begitu katanya.
.jpeg) |  |
|---|
.jpeg) | .jpeg) |
|---|
 | .jpeg) |
|---|
Selesai mengurus tungku kuah, Pak Salam berakhir ke dua tungku nasi. Karena sudah saatnya diturunkan. Suhu api sudah lama padam. Sehingga para pekerja dapur langsung mempersiapkan diri untuk berangkat ke pesantren.
Ketika saya kembali lagi menjelang pukul lima sore, mereka sedang mempersiapkan diri berangkat ke Ajun Jumpet. Saya pun mendapat jatah kuah beulangong untuk buka puasa. Melihat tektur kuahnya, saya pasti akan lebih lezat dari yang biasa berjualan di pasar-pasar.
Kuah belangong memang sangat terkenal di daerah Banda Aceh, dulu saya pernah makan dan itu enak sekali
Pak salam pasar pagi, artis Aceh apakah sekarang masih bermain komedi Aceh bg?