Revitalisasi Nilai Dasar HMI: Membangun Kader Berbasis Teologi, Kosmologi, dan Antropologi
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang memiliki sejarah panjang dalam membentuk kader-kader intelektual dan pemimpin bangsa. Sejak didirikan pada tahun 1947 oleh Lafran Pane, HMI telah mengusung nilai-nilai keislaman dan kebangsaan sebagai fondasi utama dalam pergerakannya.
Namun, seiring perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi organisasi ini semakin kompleks. Revitalisasi Nilai Dasar HMI (NDP) menjadi suatu keharusan guna memastikan bahwa kader-kadernya tetap relevan dengan perubahan sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini, pendekatan berbasis teologi, kosmologi, dan antropologi menjadi solusi strategis.
Teologi: Menguatkan Fondasi Spiritual Kader
Dalam Nilai Dasar Perjuangan HMI, keislaman menjadi salah satu prinsip utama yang tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu, penguatan pemahaman teologi Islam bagi kader-kader HMI menjadi hal yang sangat penting. Teologi bukan hanya sekadar dogma, tetapi juga sumber inspirasi dalam berjuang dan berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Melalui kajian mendalam terhadap prinsip-prinsip teologi Islam yang moderat dan inklusif, HMI dapat mencetak kader yang memiliki keimanan yang kokoh serta mampu menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.
Kosmologi: Memandang Dunia dengan Perspektif Luas
Kosmologi dalam konteks ini mengacu pada cara pandang kader terhadap dunia dan dinamika global. Sebagai organisasi yang melahirkan pemikir dan pemimpin, HMI harus mampu membekali anggotanya dengan wawasan yang luas tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban manusia.
Pemahaman kosmologi ini akan menuntun kader untuk berpikir lebih kritis dan inovatif dalam merespons perubahan zaman. HMI tidak hanya harus berperan dalam lingkup nasional, tetapi juga memiliki wawasan global untuk turut serta dalam percaturan pemikiran dan kebijakan internasional.
Antropologi: Memahami Manusia dan Dinamika Sosial
Sebagai organisasi mahasiswa yang berlandaskan Islam dan kebangsaan, HMI harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai antropologi, yakni ilmu tentang manusia dan kebudayaannya. Dengan pendekatan antropologis, kader HMI dapat lebih peka terhadap berbagai permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat.
Pemahaman yang mendalam tentang budaya, adat istiadat, serta dinamika sosial-politik akan membantu kader dalam merumuskan strategi perjuangan yang efektif dan kontekstual.
Membangun Kader yang Visioner dan Adaptif
Revitalisasi Nilai Dasar HMI melalui pendekatan teologi, kosmologi, dan antropologi akan membentuk kader yang tidak hanya kuat dalam aspek keislaman, tetapi juga memiliki wawasan luas dan kemampuan adaptasi yang tinggi.
Dalam menghadapi tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang cepat, HMI perlu memastikan bahwa kader-kadernya tetap menjadi aktor utama dalam berbagai bidang, baik di ranah akademik, politik, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan.
Dengan pendekatan ini, HMI dapat tetap relevan sebagai organisasi yang melahirkan pemikir, pemimpin, dan agen perubahan yang berlandaskan nilai-nilai Islam serta mampu memberikan solusi nyata bagi permasalahan bangsa dan dunia.
Amilda Riski
Formature Ketua Kohati HMI Badko Aceh Periode 2024-2026 | Peserta LK3 HMI Badko Jatim 2025