Alumni dan Kontribusinya

in #snmptn8 years ago

Harian Serambi Indonesia edisi 1 Maret 2017 merilis sebanyak 5.314 siswa SMA/SMK/MA sederajat sudah mendaftar sebagai peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) hingga 28 Februari 2017. Jumlah pendaftar pada Universitas Jantong Hate Rakyat Aceh ini itu dipastikan akan bertambah hingga batas pendaftarannya 6 Maret 2017 mendatang.
Tingginya animo para siswa untuk menyandang status mahasiswa di Unsyiah salah satunya disebabkan Unsyiah merupakan satu-satunya universitas di Aceh yang berakreditasi A dan berada pada rangking ke-12 universitas di Indonesia versi Webometrics. Permasalahannya, kontribusi apa yang seharusnya diberikan oleh alumni dari perguruan tinggi ini?
Sejak diberlakukannya moratorium penerimaan pegawai negeri sipil atau saat ini disebut aparatur sipil negara (ASN), tidak dapat dipungkiri alumni dari perguruan tinggi banyak yang menganggur. Ketidaksiapan alumni untuk bersaing dalam dunia kerja salah satunya karena tidak ada keterampilan khusus yang dimilikinya. Proses perkuliahan yang selama ini menitikberatkan pada capaian perkuliahan, sejatinya telah menggerogoti masa depan para mahasiswa.
Data BPS Provinsi Aceh Mei 2016 menyebutkan bahwa pada Februari 2016, jumlah penduduk yang paling banyak bekerja adalah jenjang pendidikan SD ke bawah, yaitu 707 ribu orang (34,42 persen), sedangkan tingkat diploma dan universitas sebanyak 339 ribu orang (16,54 persen). Dengan demikian, secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan tidak tertutup kemungkinan menjadi pengangguran.

DSC_0102.JPG

Melihat persoalan tersebut sepertinya, kontribusi dari alumni perguruan tinggi hilang arah. Harapannya, jika sebelum moratorium penerimaan PNS diberlakukan, para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya pada perguruan tinggi, namun saat ini mereka justru berpikir berulang kali. Tak hanya itu, persoalan lainnya yang menyebabkan minimnya kontribusi dan keterserapan tenaga kerja yang menyandang gelar sarjana adalah banyaknya kampus swasta di Aceh sehingga persaingan para sarjana untuk mendapatkan perkerjaan di sektor pemerintah dan swasta semakin sengit.  
Pemerintah Indonesia melalaui kementerian terkait, yakni Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan tingi mencoba menyiasati rendahnya keterserapan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi dengan mengeluarkan kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) sebagai Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012. Perubahan yang paling signifikan dibandingkan dengan kurikulum perguruan tinggi lainnya terdapat pada standar kompetensi lulusan. Pada KNNI kemampuan lulusan haruslah mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Saat ini, masing-masing program studi wajib merumuskan profesi apa yang dihasilkan pada masing-masing program studi. 
Minimnya kontribusi dari alumni perguruan tinggi bagi masyarakat salah satunya disebabkan oleh minimnya kesempatan para mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Sebagai contoh, sangat terbatas sekali mahasiswa yang dilibatkan oleh dosen dalam penelitian ataupun pengabdian. Padahal, jika mahasiswa dilibatkan dalam penelitian ataupun pengabdian yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa dapat merasakan pengalaman riil bagaimana penelitian yang sesungguhnya ataupun bentuk pengabdian yang dilakukan kepada masyarakat sesuai dengan disiplin ilmunya. Begitu juga halnya dengan penilaian akreditasi, keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ataupun pengabdian yang dilakukan oleh dosen masuk dalam assessment. 
Upaya alumni dari perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat luas, antara lain dapat dilakukan dengan trandisiplin ataupun interdisiplin ilmu pengetahuan. Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diharapkan dapat berkolaborasi dengan mahasiswa program studi informatika dan teknik informatika dalam mengembangkan sebuah produk. Produk tersebut, misalnya kamus bahasa Inggris-Indonesia-Aceh ataupun kamus mewarnai dalam versi Android. Kenyataannya, hal ini tidak mendapat perhatian dari perguruan tinggi. Masing-masing program studi terkesan menutup diri. Padahal, jika hal ini dilakukan dapat memberikan hal yang positif bagi pariwisata Aceh yaitu membantu wisatawan asing mengenal bahasa daerah. 

Riset
Sebelum menyandang status alumni dengan ember-ember gelar di belakang nama, ada sebuah proses ilmiah yang harus dilakukan. Pengerjaan skripsi hingga meng-submit artikel hasil penelitian pada jurnal ilmiah. Kenyataannya, sangat terbatas hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa yang mampu menembus jurnal nasional akreditasi terlebih jurnal internasional. Permasalahannya, mahasiswa tidak memiliki akses yang luas untuk meng-submit artikel hasil penelitian pada penerbitan ilmiah yang bereputasi. Kendati lainnya, proses pembimbingan skripsi tidak fokus pada keunggulan penelitian yang dikerjakan, dengan perkataan lain pembimbing skripsi lebih fokus pada hal teknis, bukan substanstif.
Diakui memang jumlah tenaga pengajar profesional pada perguruan tingi yang fungsional guru besar masih sedikit, apalagi jumlah guru besar di perguruan tinggi swasta di Aceh dapat dihitung jari. Namun bagi mahasiswa yang sebentar lagi akan menyandang gelar sarjana bukan alasan untuk memberikan kontribusi yang positif ketika selesai melaksanakan proses perkuliahan di perguruan tinggi.
Provinsi Aceh sangat membutuhkan sarjana-sarjana mudah yang potensial, kreatif, dan memiliki loyalitas tinggi untuk memakmurkan rakyat Aceh melalui disiplin ilmu masing-masing. Jika pada bagian sebelumnya, perguruan tinggi tidak begitu luwes dalam memberikan relasi, trandisiplin ataupun interdisiplin ilmu selama menempuh pendidikan, namun saat menyandang gelar sarjana hal ini dapat menjalin sendiri hubungan dengan berbagai disiplin ilmu untuk mengembangkan produk penelitian.
Anggap saja menjadi ASN itu merupakan bonus. Fokus sebagai alumni adalah memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat, baik dalam skala kecil maupun yang besar. Kontribusi terkecil yang dapat dilakukan oleh alumni perguruan tinggi adalah tidak bermalas-malasan di rumah. Apabila hal itu dilakukan akan membuat paradigma masyarakat bahwa meskipun sarjana juga tetap menjadi pengangguran. Selain itu, kontribusi yang besar salah satunya adalah aktif mendedikasikan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat luas. Contohnya, alumni FKIP Unsyiah aktif mengajar di sekolah-sekolah meskipun dengan status guru bantu. Sebagaimana perkataan Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno jangan tanyakan apa yang bangsa ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada bangsa ini.!

Coin Marketplace

STEEM 0.15
TRX 0.23
JST 0.032
BTC 84054.69
ETH 2292.26
USDT 1.00
SBD 0.68