Acara Seunujoh Tempat Saudara

Pada sore yang tenang, kami keluarga kecil memutuskan untuk menghadiri acara Seunujoh almarhumah saudara kami di Gampong parang 9, kecamatan matang kuli. Saya bersama istri dan dua anak gadis kecil kami berangkat dengan niat tulus untuk mengenang dan mendoakan almarhumah, sekaligus bersilaturahmi dengan keluarga besar yang telah lama tidak kami jumpai.

Perjalanan menuju Gampong parang 9 membawa banyak kenangan masa lalu. Jalan-jalan yang dulu sering saya lewati saat kecil kini tampak sedikit berubah, tapi suasananya tetap terasa hangat dan akrab.
Anak-anak kami tampak antusias, meski mereka belum begitu memahami makna acara yang akan kami hadiri. Namun saya yakin kehadiran mereka adalah bagian dari pengenalan nilai-nilai kekeluargaan dan penghormatan terhadap yang telah tiada.

Sesampainya di sana, suasana haru menyelimuti rumah tempat acara berlangsung. Sanak saudara, tetangga dan handai tolan sudah berkumpul, saling menyapa dan bertukar cerita tentang almarhumah. Wajah-wajah yang dulu sering kami lihat kini mulai menua, tapi ikatan kekeluargaan tetap kuat terasa. Kami disambut hangat oleh keluarga almarhumah. Pelukan dan kata-kata penuh haru pun menjadi bagian dari pertemuan ini.

Istri saya membantu di dapur bersama para ibu lainnya, menyiapkan hidangan untuk tamu yang datang. Sementara itu, saya dan anak-anak duduk bersama beberapa sepupu dan paman yang bercerita tentang kenangan mereka bersama almarhumah. Anak-anak, meskipun belum sepenuhnya mengerti, tampak nyaman di tengah suasana kekeluargaan itu. Mereka bermain di halaman dengan beberapa anak lain, tertawa riang tanpa beban.

Ketika doa' bersama dimulai, suasana menjadi hening. Bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan doa-doa yang dipanjatkan menambah kekhusyukan acara. Kami menundukkan kepala, mengirimkan doa terbaik untuk almarhumah,
Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisinya.
Momen itu sangat menyentuh hati, mengingatkan kami akan kafanaan dunia dan pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga, baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kita.

Acara ditutup dengan makan bersama, sebuah tradisi yang mempererat ikatan kekeluargaan. Meski kamo datang sebagai tamu, rasanya seperti pulang kerumah sendiri. Hari itu bukan hanya tentang mengenang kepergian seseorang yang kami cintai, tapi juga tentang menghidupkan kembali kebersamaan yang mungkin sempat renggang karena jarak dan waktu.

Kami pulang dengan hati yang lebih hangat, dan anak-anak pun tertidur di perjalanan pulang dengan senyum di wajah mereka. Hari itu akan selalu kami kenang sebagai momen yang penuh makna.

Salam @aril.hatake