Kepada Gubernur Terpilih Kami Percaya
Assalamualaikum
Edited by Canva
The Diary Game
27 November 2024 Satu dekade lalu di kancah sepak bola Inggris ada sebuah kalimat sakti di kalangan suporter Arsenal. In Wenger We Trust. Kepada Wenger Kami Percaya. Begitulah kira-kira terjemahan bebasnya. Lantas, apa kaitannya dengan kita di sini? Saya ingin mencari benang merahnya dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada). Bagaimana bisa? Begini ceritanya.
27 November 2024
Rabu 27 November 2024, menjadi hari bersejarah dalam konteks pemilihan kepala daerah di Indonesia. Dimana Pilkada berlangsung secara serentak. Khusus di Aceh Komisi Independen Pemilihan (KIP) menyebutkan ada 1.890.861 pemilih laki-laki dan 1.849.794 pemilih perempuan. Mereka tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh. Selain itu terdapat 12.274 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di sekujur tanah Rencong.
Sepanjang Rabu saya sibuk dengan meliput proses pemilihan ini di beberapa titik. Khususnya di Kecamatan Krueng Barona Jaya (Aceh Besar) dan Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Dua kawasan ini memang dalam jangkauan saya. Sebab, saya tinggal di perbatasan. Ada belasan TPS yang saya singgah untuk melihat prosesnya. Alhamdulillah, aman, tertib dan lancar.
Sepanjang proses ini berjalan ada yang menarik. Beberapa kandidat yang diluar prediksi malah memimpin. Ini berdasarkan hitungan sementara. Di Aceh Besar misalnya, pasangan nomor urut 1 Muharram Idris dan Syukri unggul. Pasangan ini maju dari jalur perseorangan alias tanpa partai. Itu untuk Pilkada kabupaten Aceh Besar.
Sedangkan untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur banyak orang yang optimis dengan pasangan nomor 2, Muzakir Manaf dan Fadhullah. Nyatanya, di Banda Aceh serta sebagian Aceh Besar, pemenangnya adalah Bustami Hamzah dan Fahdil Rahmi. "Kalau di kota memang itu untuk Bustami," ucap seorang anggota Tim Sukses.
Pada saat yang sama, khususnya selepas Ashar, banyak informasi berseleweran. Masing-masing pendukung mengklaim dirinya menang. Di daerah-daerah pelosok, pasangan Mualem-Dek Fadh sangat dominan. Sedangkan lawannya, di satu TPS kadang cuma mendapat 9 suara. Ada juga yang 2 suara saja. Itu di daerah kabupaten kota. Bahkan datanya bisa diakses lewat situs Jaga Suara. Klik.
Tangkap layar situs Jaga Suara
Malam harinya, kedua kubu sudah saling klaim menang. Ada yang mengaku menang 52.14 persen dan pasangan lain bilang 62 persen. Masing-masing Timses juga sudah mulai perang urat saraf di media sosial, seperti Instagram, TikTok, Facebook hingga X. Lini masa penuh dengan kemenangan masing-masing kandidat.
Berpikir klaim-klaim semacam itu, tentu tak akan ada kata akhir. Semua akan finish saat palu vonis KIP Aceh jatuh. Merekalah yang kemudian menentukan pemenangnya setelah semua suara masuk ke bagian data KIP. Saat ini, sudah mulai berkurang klaim-klaim usai ada 90 persen data masuk ke KIP Aceh.
Akhirnya, persis seperti judul postingan ini. Kita percaya kepada data final yang akan disajikan oleh lembaga terkait nantinya. Dari pada masyarakat disuguhi informasi menurut kepentingan kelompok masing-masing. Ketika hasil akhir dipunya, tentu kita akan berkata seperti di paragraf pertama postingan ini. Kepada Gubernur Terpilih Kami Percaya. Bukan percaya kepada klaim-klaim yang tak jelas.
Semoga saja dengan kehadiran gubernur defenitif, pembangunan Aceh makin konstruktif. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
28/11/2024
Pemilihan di Aceh saling klaim kemenangan. Itu mengulang kejadian sebelumnya. Mengapa terjadi, salah satu penyebabnya tidak ada lembaga independen yang menggelar quick qount di Aceh.
Masyarakat Aceh tidak percaya dengan quick qount, padahal itu bagian dari pengetahuan dan bisa dipelajari.
Ureung yg han pateh survey yg kredibel dan independen ureung bangai, nyan ilmiah, lon ikuti quick count sejak 2004 masa SBY phon pemilihan lgsg asai lembaga kredibel sampe jinoe golom na yg meleset jauh, plg dlm margin eror, 2004 lmbga survey NDI wate nyan Saiful Mujani... Makanya ureung yg gadoh peugah curg, menang prbowo awai lmbaga survey bayarn mandum nyan apa bangai, krn sejak SMA kana pelajaran statistika trmsuk survey
Beutoi that @abialfatih. Nyoe survey memang bisa jadi berbeda dengan hasil pencoblosan sabab situasi ka berbeda. Sampel survey mungken hana ikot mencoblos sehingga hase jih beda.
Mantap @abialfatih, semoga u masa hadapan na perkembangan yang leubeh jroh...
Lembaga independen sepertinya tiarap di bawah karpet merah. Mereka tidak berani buang modal untuk menjadi penyedia guick qount. Patut dicara alasan, kenapa tidak percaya QQ. Mungkin ada alasan yang detail dan real sehingga alergi dengan QQ. Entalah....
Terima kasih atas verifikasinya...
Congratulations!!! because your post has been upvoted by Team 7 using steemcurator09. Keep up the good work and keep making quality posts. Curated By @walictd
Terima kasih atas dukungannya...