Saat ku dengar suara adzan berkumandang, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu, lalu menunaikan sholat subuh. Tak lupa untuk bertilawah sejenak dan berdoa sebagai penutup ibadah pagi ini.

_{Suasana pagi}

Dari semalam suara gemericik air hujan masih mewarnai suasana indahnya pagi ini. Aku menyukai suasana ini karena membuat hati dan pikiranku menjadi tenang 😁

_Sarapanku

Aku hanya duduk di kursi teras dan tertegun memandang alam sekitar sambil menyeruput secangkir teh hangat dan roti kesukaanku yang ditemani oleh kucing Oyen yang pintar. Selesai sarapan aku mulai menyapu lantai dan bebenah disetiap sudut ruangan, setelah itu aku segera mandi.

---

_{Camilan siang}

Setelah itu aku bergegas menuju dapur dan membuat camilan sehat, yaitu mengukus buah pisang 🍌 Aku juga membuat camilan tempe goreng krispi yang lezat. Lima belas menit kemudian, proses pengukusan buah pisang 🍌 pun selesai. Tempe goreng krispi dan pisang kukus sudah matang, siap dinikmati disaat hujan.

Perlahan hujan pun mulai reda. Setelah bersantai sejenak, selanjutnya aku membuat menu makan siang ini untuk keluarga tercinta. Setelah selesai aku segera menghidangkannya di atas meja makan dan menemani Bungsuku makan siang. Kurang lebih jam 1 siang waktunya aku menunaikan sholat dhuhur dan beristirahat.

_{Di tempat acara malam 30}

Sekitar jam 4 sore, setelah azan waktu ashar aku segera menunaikan sholat asar terlebih dahulu, setelah itu duduk-duduk di taman sambil mengamati tanaman hias koleksiku. Kurang lebih jam setengah 6 sore, setelah mandi aku pergi ke malam 30 hari meninggalnya kerabat kami yang bertempat tinggal di desa Tanjung, Matangkuli, Aceh Utara.

_{Empang Gampit (foto ini saya ambil bulan lalu)}

Sambil membawa empang gampet (empang Breuh) aku pergi ke sana bersama keponakan dan keluarga lainnya. "Empang Gampet" yaitu kantung yang dianyam dari daun pandan, lalu diisi dengan beberapa kaleng beras, bisa ditambah dengan sebutir telur dan rempah. Adalah tradisi adat Aceh setiap mengadakan acara berdoa bersama (tahlil) di hari yang ke 30 orang meninggal.

_{Kue dari malam 30}

Setelah selesai makan khanduri kami segera berpamitan pulang. Dan tuan rumah pun sudah menyiapkan sebungkus kue bagi para tamu yang datang untuk dibawa pulang. Yah, seperti itulah tradisi kami masyarakat Aceh yang masih terus kami jaga dan lestarikan hingga saat ini.